TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo menegaskan bahwa pemerintah kabupaten memberikan dukungan penuh dalam pengembangan Kawasan konservasi. Mengingat banyak potensi alam yang ada di Bumi Batiwakkal yang harus dilestarikan kealamiannya sehingga tetap bertahan dalam jangka waktu lama.
Hal tersebut ditegaskan Agus usai kegiatan Gelar Wicara Pembelajaraan Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay di Samarinda, Rabu (16/5). Ia menegaskan bahwa pemerintah kabupaten memiliki kepedulian dalam pengembangan konsevasi ini. Hal ini pun sesuai dengan visi dan misi pemerintah kabupaten untuk mewujudkan Berau sejahtera, unggul dan berdaya saing berbasis sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Menurutnya, konservasi ini harus tetap diperhatikan terus. Terlebih lagi pemerintah juga fokus dalam peningkatan sektor pariwisata. Dimana sektor ini sejalan dengan konsevasi. Hal ini pun menjadi isu utama yang harus dipertahankan pemerintah jika ingin memajukan sektor yang sangat potensial tersebut.
“Tidak bisa terlepas antara pariwisata dan konservasi. Karena ini akan menjadi salah satu bagian yang akan kita ‘jual’ dalam meningkatkan kunjungan wisatawan,” ujarnya.
Sementara dalam Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno pun memberikan apresiasi atas pertan serta pengusaha dalam upaya konservasi. “Wehea-Kelay ini luar biasa, ini jadi inisiatif dan perlu didukung pusat, perlu juga ada skema insentif bagi pengusaha dan pemerintah daerah yang peduli konservasi seperti ini,” ujarnya. Pernyataan Wiratno tersebut adalah apresiasi terhadap pengelolaan KEE di Bentang Alam Wehea-Kelay yang berada di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau.
KEE adalah ekosistem penting di luar kawasan konservasi yang secara ekologis penting dan ditunjuk sebagai kawasan lindung dengan pengelolaan berprinsip keberlanjutan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sejak 2015 telah memulai pembentukan KEE di bentang alam Wehea-Kelay untuk perlindungan orang utan.
KEE memiliki luas 532.143 hektare yang membentang dari Kecamatan Wehea, Kabupaten Kutai Timur, hingga Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau. Pada luasan tersebut terdapat wilayah konsesi hutan produksi, hutan alam, perkebunan sawit dan hutan lindung. Namun, para pemangku kepentingan di dalamnya berkolaborasi untuk mengelola KEE dengan bergabung dalam Forum Pengelolaan KEE Wehea-Kelay.
Menurut Wiratno, keberadaan KEE beserta forum pengelolaannya adalah terobosan dalam dunia konservasi. Karena KEE menggabungkan pengusaha, masyarakat, akademisi, pegiat lingkungan, dan pemerintah.
“Ini inisiatif baru yang wajib didukung, bagaimana para pemegang konsesi hutan produksi, hutan alam, areal penggunaan lain, dan pengelola hutan lindung saling berkolaborasi,” katanya. (hms5)
0 comments :
Post a Comment