-->

Lulusan S2 Luar Negeri yang Mengabdi di Kampung Sendiri

Posted by PORTALBERAU on 31 October 2017

“Yang saya tahu dan saya yakini, ia menjalaninya dengan sabar, dengan semangat bukan untuk mengalahkan atau menyakiti lawannya, lagi pula ia maju menjadi calon bukan lantaran ambisi pribadi, namun karena dorongan dari para orang sepuh serta warga di Kampung,” tulis seorang kawan dari Mupit Datusahlan, dalam postingannya di media sosial Facebook, usai Pemilihan Kepala Kampung (Pilkakam) serentak 25 Oktober lalu, yang menetapkannya menjadi pemenang.

TELUK BAYUR, PORTALBERAU- Ya. Mupit Datusahlan S.Si, M.Sc. Dialah peraih suara terbanyak dalam Pilkakam di Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, beberapa waktu lalu. 

Lahir dan besar di Labanan Makmur, pria kelahiran 30 Oktober 1988 ini, memulai karirnya sebagai tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Samarinda sejak tahun 2015. 

Meski disibukkan dengan segala rutinitasnya, pria yang akrab dengan sapaan Mupit ini, juga sudah lama terjun ke masyarakat, khususnya dalam memperjuangkan hak atas tanah masyarakat, baik pembebasan lahan yang digunakan sebagai jalan perusahaan tambang maupun yang digunakan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit, tepatnya sejak awal tahun 2012 silam.

Dikisahkan ayah dari Ghalib Anhaf Daffa Datusahlan atau Daffa (2 tahun), awalnya ia memandang tujuan investasi dari begitu banyak perusahaan yang masuk ke Kabupaten Berau adalah baik. Sehingga, masyarakat pun harus mendukung jalannya investasi yang masuk, sebab di sana ada peluang pendapatan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mendongkrak ekonominya. 

Namun, dipertengahan jalannya investasi, ia merasa banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Lebih pahitnya, banyak yang justru hanya menguntungkan sebelah pihak, dan tentunya itu bukan pada pihak masyarakat. 

Bahkan, sebelum mengikuti proses Pilkakam yang ia menangkan saat ini, suami dari Lia Mardiati ini, sempat merasakan pedihnya menjadi korban dari kekejaman investasi. Meski begitu, ia mengaku tak mengambil hati atas kejadian yang menimpanya saat itu. 

“Semuanya berjalan normal,” tutur pria lulusan S1 Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman itu, dengan santai.

Perjuangannya mendampingi dan mengawal, hingga menjadi korban dalam permasalahan-permasalah antara perusahaan dan masyarakat yang memperjuangkan hak atas tanahnya tersebut, bukanlah perkara mudah. Ia lakoni perjuangan itu selama 5 tahun lebih. 

Puncaknya, di tahun 2017, anak dari pasangan Basuki dan Sofiatun ini, kemudian mulai didatangi dan didesak oleh beberapa tokoh kampung untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Kampung di tanah kelahirannya itu.

Meski demikian, pria yang juga berhasil menempuh pendidikan S2 Biotechnologi, Faculty of Industrial Science and Technology, di University Malaysia Pahang (UMP) ini, saat itu mengaku belum berminat untuk mengabdi dalam Pemerintahan Kampung.

Tak berminat. Itu yang dirasakan Mupit sejak disodorkan tokoh kampung serta warga lain agar ia mencalonkan diri sebagai Kepala Kampung. Namun rupanya, ‘tak berminat’ itu malah semakin mendatangkan banyak dukungan yang akhirnya membuat ia memutuskan untuk memikirkan hal itu terlebih dahulu.

“Dukungan yang terus mengalir, membuat saya mencoba berpikir. Saya diusik pikiran tentang begitu besar sebenarnya permasalahan kampung ini. Dan itu yang kemudian masyarakat ingin mendapatkan penyelesaiannya, dan harapan itu begitu besar,” ujarnya.

Sempat mencoba merenung dan meminta waktu kepada para pendukungnya sebelum akhirnya memberikan jawaban pasti, apakah ia bersedia atau tidak untuk maju mencalonkan diri sebagai Kepala Kampung Labanan Makmur, Mupit juga mencoba meminta pendapat diinternal keluarganya.

Sama seperti harapan beberapa tokoh dan warga kampung, keluarga pun mendukung dan merestui ia untuk maju sebagai calon pemimpin baru di Labanan Makmur.

“Kemudian saya sampaikan kesediaan saya untuk maju,” sambungnya.

Meski telah setuju, namun ia tetap mengutarakan beberapa syarat kepada tokoh dan warga kampung setempat yang mendukungnya. Syarat-syarat itu, tak juga jauh-jauh dari kalimat perjuangan. Dengan modal ‘bismillahirrahmanirrahim’ ia pun membulatkan niat tulusnya untuk mengabdi dan membangun tanah dimana ari-arinya tertanam.

“Syaratnya, ya saya harus didukung secara penuh dan berjuang bersama secara ikhlas tanpa ada kepentingan pribadi. Saya maju hanya bermodalkan bismillah dan niat tulus mengabdi untuk membangun kampung, tanpa ada dukungan finansial yang cukup. Harus siap bersaing dan mencari dukungan dengan cara yang baik dan menjaga stabilitas masyarakat, tidak ada SARA, apalagi ‘money politik’,” tegas pria pemegang nomor urut 2 dalam Pilkakam lalu.

Mupit, tercatat meraih sebanyak 827 suara, selisih jauh dengan dua Calon Kepala Kampung Labanan Makmur lainnya, yang masing-masing memperoleh 142 dan 338 suara, dari 1955 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang pada proses pembagian undangan tercatat hanya ada 1400 pemilih. 

Adapun Visi dan Misi yang akan diwujudkan pada masa kepemimpinannya sebagai berikut :

Visi

“Terwujudnya tatanan masyarakat Kampung Labanan Makmur yang sejahtera dalam kehidupan masyarakat multikultur, demokratis, mandiri, adil dengan sistem yang akuntabel, transparan, inovatif dan berkarakter” 

Misi

1. Merestrukturisasi kelembagaan dan aparatur pemerintah kampung dalam mewujudkan sistem pemerintahan kampung yang berkeadilan.

2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik (good governance) dengan cara yang demokratis, transparan, efektif, berwibawa, inovatid dan mengutamakan pelayanan masyarakat secara langsung.

3. Mendorong para pelaku investasi yang berada di wilayah Kampung Labanan Makmur, agar dapat berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan visi Kampung Labanan Makmur serta membuka peluang lapangan pekerjaan.

4. Menginventarisir aset Kampung Labanan Makmur dalam upaya mengoptimalkan potensi pendapatan asli kampung (PAK).

5. Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan ekonomi masyarakat Kampung Labanan Makmur demi tercapainya ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

6. Meningkatkan pembangunan pendidikan dan kesehatan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar cakap dan memiliki daya saing yang lebih baik.

7. Membangun infrastruktur  yang layak untuk mendorong perekonomian kerakyatan dalam menjalankan aktivitas bermasyarakat. (Tim)

» Terimakasih telah membaca: Lulusan S2 Luar Negeri yang Mengabdi di Kampung Sendiri

Related Posts

Portal Berau Updated at: October 31, 2017

0 comments :

Post a Comment