TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Tak perlu lagi disangsikan reputasi Ed Baker, perencana
yang mendapat tugas mendesain ruang yang ada di Pulau Maratua. Karenanya, ia
hanya butuh waktu yang relatif singkat untung menuangkan imajinasinya dalam penataan
ruang yang ada di pulau terdepan Kalimantan Timur itu. Hasilnya,
mencengangkan. Ketika Ed Baker
mempresentasikan dihadapan Wabup Agus Tantomo, Nico Barito Dubes Seychelles
serta para pemilik lahan, hanya butuh waktu tak lebih satu jam.
”Kami tak ada celah untuk
bertanya, semuanya sempurna,” kata Agus Tantomo.
Karena itu, hasil perencanaan
yang dituangkan sebagai Blue Print
pembangunan pariwisata Maratua 2025.
Pada halaman depan tertulis
Maratua Island Vision 2025 lalu ada logo Maratua 2025, Logo Pemkab Berau dan
Pemprov Kaltim, Logo negara Seychelles serta Broadway Malyan. Berbagai strategi
yang dituangkan dalam buku edisi lux, tetap memperhatikan lingkungan tetap
hijau dengan pola pembangunan kluster.
Begitupun dengan kehidupan masyarakat tetap terjaga. Sebab masyarakat juga menjadi bagian secara
keseluruhan pembangunan wisata di Maratua.
”Keberlangsungan hidup warga
tetap dijaga,” kata Nico, mengomentari presentasi Ed Baker.
Berbagai fasilitas juga
disiapkan. Mulai dari pusat belanja tradisional, pusat informasi wisata, pusat
kesehatan dan home stay yang
merupakan milik masyarakat. Dalam
pengembangan cluster, Teluk Harapan
menjadi pusat kota. Sementara dua lainnya menjadi sub. Dibagian lain Pulau
Maratua akan dikembangkan pertanian organik, sehingga segala kebutuhan bisa
terpenuhi sendiri.
Bagi pencinta olahraga golf
yang juga menjadi daya tarik wisatawan, dalam perencanaan yang dilakukan Ed
Baker, direncanakan resort golf sebanyak 18 hole.
Banyak wisatawan seperti yang berkunjung ke beberapa negara, salah satu
pertimbangan adalah ketersediaan lapangan golf. Luas lahan yang akan dikelola
sekitar 2.415 hektar, dengan pola pengembangan 20 persen, 30 dan 40 persen.
Yang menarik, Maratua juga
akan dibangun sebuah fasilitas penginapan tidak di daratan, melainkan akan
dibangun di dasar laut. Pembangunan hotel bawah laut itu, akan dibangun
beberapa kamar yang unik dan menggunakan teknologi berkelanjutan. Kehadiran
fasilitas ini akan memberikan pengalaman baru dan sensasi di Pulau Maratua.
Terkait dengan konservasi
alam, pembangunan wisata Maratua yang ditangani PT Pembangunan Pulau Nusantara,
juga akan menyiapkan kawasan yang tetap terjaga. Mulai dari kawasan hutan, perlindungan penyu
dan terumbu karang. Sehingga kehadiran pembangunan tersebut, sama sekali tetap
menjaga berbagai kehidupan yang ada di laut maupun di daratan.
Yang jelas, keikutsertaan
masyarakat menjadi bagian utama dalam membangun wisata. Masyarakat akan
dilibatkan pada pusat pelatihan kecakapan dan pusat pengelolaan energi yang
akan dimanfaatkan.
”Untuk arsitektur pembangunan,
tetap menggunakan konsep lokal,” ucap Nico.
Bagaimana wajah pariwisata
yang akan dikembangkan di Pulau Maratua, akan terus berjalan. Apa yang telah dilakukan Ed Baker dalam
merencanakan pulau yang berbentuk tapal kuda tersebut, akan memberikan kejutan
baru.
Bahwa, kelak Maratua akan
sejajar dengan pulau wisata berkelas dunia, seperti Maldives maupun pulau
wisata yang ada di Thailand termasuk Seychelles sendiri. Sebab bukan tidak beralasan, setelah Ed Baker
bertemu beberapa pengusaha dari Uni Emirat Arab (UEA), ternyata mampu menarik
perhatian untuk ikut berinvestasi.
Lalu seperti apa bangunan
hotel dengan kamar yang ada di bawah laut ? Masih harus menunggu. Dan itu bakal
terwujud menjadi kenyataan. Tidur lelap sambil menikmati pemandangan terumbu
karang yang kabarnya sekitar 76 persen spesies coral dunia ada di Coral
Triangel termasuk di Maratua. (Tim/humaspemdaberau)
0 comments :
Post a Comment