JAKARTA, PORTALBERAU- Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendi mengaku terkejut sekaligus
terpukul atas kejadian penganiayaan terhadap seorang guru SMA Negeri 1 Torjun,
Sampang, yang dilakukan siswanya hingga tewas.
"Saya pasti sangat prihatin, terkejut dan ikut terpukul atas kejadian ini.
Pelaku memang harus menanggung akibat dari perbuatannya, tetapi juga harus ada
ikhtiar agar pelaku tidak sampai kehilangan masa depannya," kata Mendikbud
yang dihubungi Antara di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan dari segi hukum, sepenuhnya menjadi wewenang aparat penegak hukum dan pengadilan. Sedangkan dari segi pendidikan, bagaimanapun juga pendekatan edukatif tetap harus dilakukan.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan dalam berbagai kesempatan dirinya selalu mengingatkan jika ada kejadian negatif yang luar biasa seperti yang terjadi di Sampang itu, sekolah harus betul-betul memfungsikan keberadaan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.
Setiap sekolah, lanjutnya, harus memiliki data yang akurat dan analisis yang cermat terhadap sifat dan perilaku masing-masing siswa. Selanjutnya, memberikan perhatian dan penanganan khusus terhadap siswa yang memiliki sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang. "Kecenderungan ini tidak banyak, namun harus tetap menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Menurut pengurus PP Muhammadiyah itu, sebenarnya secara kelembagaan sudah ada peta sekolah yang berada di daerah rawan perkelahian, rawan peredaran obat terlarang, rawan vandalisme dan lainnya. "Namun, kasus di Sampang ini sifatnya sangat individual," ucapnya.
Penganiayaan terhadap guru kesenian SMA Negeri 1 Torjun Sampang bernama Budi Cahyono yang dilakukan oleh muridnya berinisial HI terjadi, Kamis (1/2) sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, guru Budi sedang mengajar bidang studi kesenian dan HI tertidur di kelas itu. Sang guru langsung mendatangi HI yang tidur itu dan mencoret mukanya dengan tinta. Namun, HI tiba-tiba memukul sang guru. Pelaku juga mencegat sang guru setelah pulang sekolah dan memukul korban.
Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan, sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Akan tetapi, nyawa sang guru tidak terselamatkan, dan ia meninggal di Rumah Sakit.
Beberapa jam setelah meninggalnya sang guru, HI ditangkap di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB. (Sumber : Antara)
Ia mengatakan dari segi hukum, sepenuhnya menjadi wewenang aparat penegak hukum dan pengadilan. Sedangkan dari segi pendidikan, bagaimanapun juga pendekatan edukatif tetap harus dilakukan.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan dalam berbagai kesempatan dirinya selalu mengingatkan jika ada kejadian negatif yang luar biasa seperti yang terjadi di Sampang itu, sekolah harus betul-betul memfungsikan keberadaan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.
Setiap sekolah, lanjutnya, harus memiliki data yang akurat dan analisis yang cermat terhadap sifat dan perilaku masing-masing siswa. Selanjutnya, memberikan perhatian dan penanganan khusus terhadap siswa yang memiliki sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang. "Kecenderungan ini tidak banyak, namun harus tetap menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Menurut pengurus PP Muhammadiyah itu, sebenarnya secara kelembagaan sudah ada peta sekolah yang berada di daerah rawan perkelahian, rawan peredaran obat terlarang, rawan vandalisme dan lainnya. "Namun, kasus di Sampang ini sifatnya sangat individual," ucapnya.
Penganiayaan terhadap guru kesenian SMA Negeri 1 Torjun Sampang bernama Budi Cahyono yang dilakukan oleh muridnya berinisial HI terjadi, Kamis (1/2) sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, guru Budi sedang mengajar bidang studi kesenian dan HI tertidur di kelas itu. Sang guru langsung mendatangi HI yang tidur itu dan mencoret mukanya dengan tinta. Namun, HI tiba-tiba memukul sang guru. Pelaku juga mencegat sang guru setelah pulang sekolah dan memukul korban.
Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan, sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Akan tetapi, nyawa sang guru tidak terselamatkan, dan ia meninggal di Rumah Sakit.
Beberapa jam setelah meninggalnya sang guru, HI ditangkap di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB. (Sumber : Antara)
0 comments :
Post a Comment