TANJUNG
REDEB, PORTALBERAU- Duka di Lombok, Nusa Tenggara Barat, belum berlalu.
Bangunan yang hancur luluh lantak dihantam gempa berkali-kali, masih menyisakan
bayangan kepedihan dan luka menganga bagi Indonesia. Begitu juga bekas
luka-luka di sekujur tubuh warganya.
Diantara
duka dan luka yang masih menganga itu, Ibu Pertiwi kembali dibuat menangis.
Berjuta hati dibuat teriris dan meringis. Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah,
Jumat (28/9/2018), jelang salat Magrib, seakan mendapat giliran diguncang gempa
berkekuatan 7,4 SR. Tak hanya gempa, tsunami juga menyusul menyapu daratan
pesisir Palu.
Banyak rumah
serta bangunan perkantoran, mall, hotel, sekolahan, rumah sakit, bandara juga
jembatan kuning yang menjadi kebanggaan masyarakat Palu, roboh. Ratusan warga
meninggal dunia dan ratusan lainnya menderita luka-luka. Jaringan komunikasi
lumpuh total akibat putusnya jaringan PLN dan tiang-tiang BTS yang turut
ambruk. Begitu juga jalan beraspal, sebagian besar retak akibat bergesernya
lempengan bumi.
Dahsyatnya
guncangan gempa membuat tanah Kalimantan Timur turut merasakan getarannya.
Seperti di Samarinda, Bontang, Balikpapan, Kutai Timur, hingga Berau, sempat
bergoyang hingga menimbulkan kepanikan.
Kacau balau.
Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi di Donggala dan Palu pasca
gempa beberapa hari lalu. Seluruh korban sedang mengalami krisis pangan,
sandang, obat-obatan, tempat tidur juga air bersih. Bahkan, beberapa warga
nekat menjarah apotek dan toko untuk mendapatkan obat-obatan darurat serta
makanan untuk sekadar bertahan hidup.
Belasungkawa
pun datang dari seluruh penjuru tanah air. Sesaat setelah gempa, beramai-ramai
masyarakat yang tergabung dalam berbagai organisasi maupun kelompok, turun ke
jalan untuk menggalang dana bantuan bagi para korban gempa Palu dan Donggala.
Salah satunya
Aman Palestine. Organisasi kemanusiaan yang diketuai oleh Yusriyanto ini,
bergegas mengulurkan tenaganya. Dengan berbekal rasa simpati dan duka, beberapa
relawan Aman Palestine semangat mengumpulkan donasi dengan membuka toko pakaian
dadakan di Pasar Subuh, Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.
Pakaian layak
pakai yang dijual merupakan hasil dari sumbangan masyarakat Kabupaten Berau,
yang juga tak ingin ketinggalan membantu meringankan penderitaan para korban. Antusias
warga Kampung Merancang Ulu begitu besar. Ratusan lembar pakaian ludes terjual
dalam sekejap. Tak hanya membeli pakaian yang hasilnya akan didonasikan
sepenuhnya pada para korban, warga juga menitip doa. Adapun total jumlah donasi
yang berhasil dikumpulkan Aman Palestine mencapai 37.763.000 yang seluruhnya
akan langsung didistribusikan ke Palu dan Donggala.
Selain toko pakaian dadakan, Aman Palestine juga menggalang dana di sejumlah perempatan jalan di Kota Tanjung Redeb dan sekitarnya. Upaya untuk mengirimkan relawan Aman Palestine ke Palu dan Donggala dalam beberapa waktu ke depan juga terus dilakukan.
“Terimakasih
kepada seluruh masyarakat Berau yang sudah berkontribusi untuk menggalang
donasi bagi saudara-saudara kita di Palu dan Donggala. Semoga apa yang kita
lakukan ini menjadi wasilah untuk diri maupun daerah kita tercinta. Semua hasil
yang terkumpul juga akan segera kita serahkan kepada para korban untuk
meringankan sedikit penderitaan mereka,” harap Yusri. (Tim)
0 comments :
Post a Comment