TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Peluang usaha barang-barang ekspor di Kabupaten Berau masih sangat terbuka lebar. Dimana hasil produk yang dihasilkan para pengusaha di Berau memiliki nilai lebih untuk dijadikan barang ekspor. Potensi yang besar ini pun dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Berau untuk dikembangkan dan melahirkan para eksportir baru.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan(Diskoperindag) mengelarmelakukan beberapa langkah, salah satunya memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha mengenai tata cara ekspor barang.
Melalui Forum Sinergi Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dan Elektronik SKA Bagi Eksportir dan Calon Eksportir yang digelar Kamis (25/4) kemarin, Diskoperindag ingin memberikan pemahaman kepada pelaku usaha untuk memulai dalam ekpsor barang.
Kepala Diskoperindag Berau, Wiyati menyampaikan bahwa forum SKA ini dilaksanakan setiap tahun. Karena dalam sistem SKA ini ada beberapa perubahan yang diperbaharui sehingga perlu diketahui oleh eksportir dan ccalon eksportir. Dalam forum ini juga menghadirikan narasumber yang akan memberikan informasi kepada eksportir maupun calon eksportir terkait tata cara dan peluang dalam melakukan ekspor.
“Sekarang sistemnya tidak lagi manual, semuanya sudah online, lebih mudah dan cepat,” jelasnya.
Wiyati mengatakan juga bahwa melalui forum ini dapat mendorong calon-calon eksportir baru yang terjun nantinya dalam dunia ekspor barang ini. Untuk saat ini disampaikannya, ada 15 pereusahaan yang telah melakukan eksportir melalui SKA. 13 diantaranya merupakan perusahaan tambang yang melakukan ekspor batu bara, sementara dua perusahaan kelapa sawit dengan ekspor CPO dan kernil.
“Mudah-mudahan lewat forum ini para pelaku UMKM yang kita undang bisa mendapatkan informasi yang bagus. Dan produk olahan yang dihasilkan mereka bisa masuk dalam ekspor,” katanya.
Selama ini disampaikan Wiyati bahwa kendala yang dihadapi para pelaku usaha ini adalah ketidaktahuan dan kurangnya konektivitas dalam melakukan ekspor ini. Meskipun potensi ini terbuka lebar, namun kurangnya informasi membuat para pelaku usaha tidak bisa masuk ke bidang ekspor ini.
“Masalahnya sekarang, para pelaku usaha ini menjual masing-masing sehingga komoditi itu tidak terkumpul dan memnuhi kuota ekspor. Jadi kita dorong mereka untuk ada yang fasilitasi, bergabung dalam satu koperasi. Kalau kita lihat potensi kita di sini besar, seperti di Maratua menghasilkan produk amplang yang sering menjadi oleh-oleh bagi wisatawan,” pungkasnya. (hms5)
0 comments :
Post a Comment