Internet |
JAKARTA, PORTALBERAU - Peran masyarakat dalam kegiatan
pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat penting, sehingga di
tahun 2017 ini, KLHK telah melaksanakan kegiatan patroli terpadu dengan
membentuk 300 posko di provinsi-provinsi rawan karhutla, yang menjangkau 1.203desa
rawan karhutla.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles
B. Panjaitan mengungkapkan bahwa tahun 2018 yang akan datang, KLHK
menetapkan 300 desa sasaran pembentukan dan pembinaan Mayarakat Peduli Api
(MPA). Penentuan lokasi MPA ini tentunya dengan mempertimbangkan aspek
kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan dan mengacu pada desa prioritas
lokasi patroli terpadu.
“Kegiatan patroli terpadu menjadi pintu masuk dalam
pelibatan masyarakat untuk aksi-aksi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
Indonesia. MPA yang sudah dibentuk diharapkan dapat menjadi mitra KLHK yang
selalu siaga bersama-sama dengan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
KLHK – Manggala Agni di lapangan,” tambah Raffles.
Tiga ratus desa sasaran pembentukan MPA ini tersebar di
hampir seluruh Provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran
cukup tinggi, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, dan juga Papua. Penyebarannya tentunya berdasarkan trend
hotspot dan kejadian karhutla di masing-masing provinsi dengan tujuan agar
kebakaran tang terjadi dapat segera ditindaklanjuti oleh MPA .
Sementara itu, pemadaman masih dilakukan oleh Manggala
Agni Daops Tinangge bersamasama dengan petugas Taman Nasional Rawa Aopa
(TNRAW), dan anggota Kepolisian Sektor Lantai Jaya di Desa Tatangge,
Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan yang merupakan kawasan Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai (Selasa, 07/11/2017). Kebakaran terjadi pada areal
dengan vegetasi berupa savana dengan luas sekitar 58,47 Ha. Api pun berhasil
dipadamkan pada malam hari.
Jumlah hotspot berdasarkan pantauan satelit NOAA pukul
20.00 WIB (07/11/2017) lalu, terpantau ada 5 hotspot yaitu di Provinsi Sulawesi
Tenggara 4 titik dan di Sulawesi Selatan 1 titik, sedangkan berdasarkan Satelit
TERRA AQUA (NASA) terpantau 3 hotspot yaitu di Provinsi Papua.
Dengan demikian, untuk periode 1 Januari – 7 November
2017 pada satelit NOAA, terdapat 2.538 hotspot di seluruh Indonesia. Sedangkan
pada periode yang sama di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.761 hotspot, sehingga
terdapat penurunan sebanyak 1.223 hotspot atau sebesar 32,51%.
Penurunan sejumlah 1.454 titik (38,89%) juga ditunjukkan
oleh satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level ≥80%, yang mencatat 2.284
hotspot di tahun ini, setelah sebelumnya di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.738
hotspot. (*)
SUMBER: http://www.menlhk.go.id
0 comments :
Post a Comment