foto : Humas Pemkab Berau |
TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Sektor perkebunan
di Kabupaten Berau, terus berkembang dalam kurun waktu 5 tahun belakangan. Dari
berbagai komoditas yang ada, kelapa sawit merupakan yang cukup mendominasi dan
berkembang signifikan.
Adapun komoditas yang menjadi unggulan di Kabupaten
Berau, diantaranya kelapa sawit, kelapa, karet, kakao, lada dan kopi. Dari enam
komoditas tersebut, kelapa sawit, kelapa, lada dan kopi mengalami peningkatan luas
tanam dan produksi. Berbanding terbalik dengan komoditas lain, seperti kakao
dan kopi yang justru turun setiap tahunnya.
Tahun 2010, Dinas Perkebunan mencatat luas tanam
kelapa sawit hanya sekitar 639 hektar dengan rata-rata produksi 16,87
ton/hektar/tahun. Namun dalam lima tahun, angka ini mengalami lonjakan cukup
tinggi, yang mana di tahun 2016 luas tanam kelapa sawit mencapai 31.923 hektar
dengan rata-rata produksi 19 ton/hektar/tahun.
Sementara perkebunan kelapa pada, tahun 2010 tercatat
luas tanam mencapai 2.594 hektar dengan rata-rata produksi 325 kilogram/hektar/tahun,
naik menjadi 2.674 hektar dengan rata-rata produksi 387 kilogram/hektar/tahun.
Perkebunan karet juga mengalami peningkatan cukup tinggi, dari luas tanam 1.483
hektar dan rata-rata produksi 420 kilogram/hektar/tahun, menjadi 3.093 hektar
dengan rata-rata produksi 700 kilogram/hektar/tahun.
Begitu juga dengan perkebunan lada, tahun 2010 lalu
luas tanam lada hanya 1.669 hektar dengan rata-rata produksi 730
kilogram/hektar/tahun menjadi 2.260 hektar dan rata-rata produksi 745
kilogram/hektar/tahun.
Lain halnya dengan komoditas kakao yang sebelumnya
berkembang, kini menurun pesat. Pada tahun 2010, luas tanam kakao mencapai
3.509 hektar dengan rata-rata produksi 800 kilogram/hektar/tahun, menjadi 2.159
hektar dengan rata-rata produksi 624 kilogram/hektar/ tahun. Kemudian kopi yang
awalnya luas tanam mencapai 594 hektar dengan rata-rata produksi 450 kilogram/hektar/tahun,
menjadi 251 hektar dengan rata-rata produksi 336 kilogram/hektar/tahun.
Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Berau, Junaidi
mengatakan dalam lima tahun terakhir terjadi alih fungsi lahan perkebunan. Sebagian
besar lahan masyarakat kini dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit.
“Data yang kita sampaikan ini masih perkebunan rakyat
saja, belum termasuk perusahaan. Kalau kita lihat masyarakat lebih memilih
menggunakan lahannya untuk perkebunan kelapa sawit. Dalam lima tahun terakhir
ini terjadi lonjakan yang tinggi. Kondisi ini juga yang membuat beberapa
komoditas seperti kakao dan kopi menurun,” katanya.
Namun, lanjut Junaidi, Pemerintah akan terus berupaya untuk
kembali meningkatkan beberapa komoditas perkebunan yang mengalami penurunan.
Salah satunya dalam sektor perkebunan kakao yang telah diprogramkan untuk
kembali ditingkatkan.
“Sudah diluncurkan itu program ‘Gemari Kakao’ yang
dilaksanakan di Kampung Tumbit beberapa waktu lalu. Apalagi di sini sudah ada
hasil jadi dari kakao ini menjadi coklat, tentu potensi ini harus kita
manfaatkan,” pungkasnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment