-->

Tragedi Kepunahan Bumi (1)

Posted by marta on 9 November 2017


Oleh : Roedy Haryo Widjono

Tragedi Kepunahan Bumi

Usia bumi kian renta dan berbagai siklus kehidupan sudal terlampaui. Pameo tentang hidup adalah perjuangan untuk bertahan hidup, benar adanya. Maka makhluk yang hidup di bumi tak henti beradaptasi pada lingkungan untuk mempertahankan hidup.

Mahluk - mahluk yang tidak mampu beradaptasi akan mengalami kegagalan regenerasi lalu punah dan dikenang sebagai catatan sejarah kehidupan. Kepunahan massal terjadi ketika sebagian besar kehidupan bumi telah lenyap sepenuhnya, tidak meninggalkan fosil. Peristiwa ini telah terjadi sejak penampilan pertama dari awal kehidupan. 

Semua hewan hidup hari ini hanyalah keturunan makhluk yang beruntung telah memenuhi persyaratan adaptasi setiap kali dunia mereka berubah. Dan inilah sepuluh dari kepunahan terbesar dalam sejarah Bumi yang dapat kita petik hikmahnya untuk terus menjaga dan merawat bumi yang renta. Atau kita akan mengalami masa kepunahan berikutnya. Ah, tidak.

1. Kepunahan di Zaman Ediacaran

Bakteri micro berkembang menjadi eukariota yang lebih kompleks. Beberapa yang dikelompokkan bersama-sama meningkatkan kesempatan untuk menemukan makanan dan menghindari dimangsa. Sebagian besar makhluk aneh ini, tidak meninggalkan catatan karena mereka tidak memiliki kerangka. Mereka yang berbentuk lembek cenderung membusuk ketika mati dan tidak menjadi fosil.

Hanya dalam keadaan khusus, mahluk ini bisa menjadi fosil. Seperti saat mati dan tergeletak di lumpur yang tiba-tiba mengeras sehingga meninggalkan jejak
Beberapa fosil menggambarkan tentang laut yang penuh dengan makhluk aneh menyerupai cacing, spons, dan jeli. 

Namun, makhluk ini sangat bergantung pada oksigen. Tingkat oksigen mulai turun di bumi dan di seluruh dunia terjadi kepunahan massal 542 juta tahun yang lalu. Lebih dari 50% dari semua spesies mati. Sejumlah besar makhluk mati yang membusuk menjadi bahan bakar fosil (minyak) saat ini.

Penyebab tepat menurunnya kadar oksigen tidak diketahui, namun kepunahan massal ini membuat ruang untuk ledakan kambrium, makhluk yang lebih rumit dari hanya bentuk cacing belaka.

2. Kepunahan di Zaman Kambrium-Ordovisium

Selama periode Kambrium, kehidupan berkembang. Kehidupan Edicaran tetap tidak berubah selama jutaan tahun. Namun dalam Cambrian tiba-tiba terjadi diversifikasi dan berkembang menjadi bentuk-bentuk baru tanpa akhir.
 
Krustasea eksotis dan trilobita menjadi dominan dalam jumlah besar dan beragam. Kerang dan arthropoda air raksasa, mirip dengan serangga, mengisi lautan. 

Makhluk ini memiliki eksoskeleton kaku yang meninggalkan fosil.
Hidup berkembang sampai lebih dari 40% dari semua spesies tiba-tiba punah 488 juta tahun yang lalu. Mereka yang tetap bertahan karena beberapa perubahan yang terjadi.

Satu teori menyatakan bahwa glaciation terjadi, yaitu bagian paling dingin dari zaman es. Perubahan temperatur yang ekstrim dapat dengan mudah menyebabkan kepunahan sejumlah besar kehidupan. Peristiwa kepunahan ini menandai perbatasan antara zaman Kambrium dan periode Ordovisium.

3. Kepunahan di Masa Ordovician-Silurian 

Hidup mulai berkembang sekali lagi selama periode Ordovisium. Nautiloids (gurita primitif), trilobita, koral, bintang laut, belut, dan ikan berahang mengisi lautan.

Tanaman berjuang bertahan di darat. Hidup secara bertahap menjadi lebih kompleks. 443 juta tahun yang lalu, lebih dari 60% dari kehidupan mati dalam apa yang dianggap kepunahan terbesar kedua dalam catatan sejarah bumi. Hal itu disebabkan oleh zaman es yang cepat disebabkan menurunnya kadar karbon dioksida.

Sebagian besar air yang menjadi rumah bagi kelimpahan hidup menjadi habis dalam icecaps dan gletser yang menyebabkan kadar oksigen lebih rendah.

Diperkirakan ledakan sinar gamma dari ruang angkasa telah menghancurkan lapisan ozon dan tanpa filter matahari radiasi ultra-violet, kemudian menghancurkan sebagian besar kehidupan tanaman, yang menyebabkan penurunan awal dalam karbon dioksida. Meskipun beberapa mahluk bertahan dan melanjutkan hidup, dengan jumlah spesies itu akan butuh lebih dari 300 juta tahun untuk pulih dari peristiwa ini. (*)

» Terimakasih telah membaca: Tragedi Kepunahan Bumi (1)

Related Posts

Portal Berau Updated at: November 09, 2017

0 comments :

Post a Comment