Humas Pemkab |
TANJUNG REDEB, PORTAL BERAU - Wakil
Bupati Berau, Agus Tantomo membuka kegiatan sosialisasi dan pencanangan
penggunaan LPG non subsidi bright gas, bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Rabu
(6/12). Dalam kesempatan itu, Agus Tantomo menegaskan, pegawai pemerintah tidak
memiliki hak untuk menggunakan elpiji 3 kilogram atau lebih dikenal elpiji
melon.
“LPG 3 kilogram itu khusus bagi masyarakat miskin. Saya yakin tidak ada ASN
yang miskin. Kalau ASN tetap membeli gas bersubsidi, itu sama saja kalian memakan
hak orang miskin. Dosa ditanggung sendiri,” kata Agus Tantomo disambut gelak
tawa para ASN yang mengikuti kegiatan ini.
Agus Tantomo menyampaikan pesan ini dengan pendekatan religius, untuk
memunculkan kesadaran masyarakat, terutama ASN yang bisa dianggap sebagai
kalangan menengah ke atas, agar tidak menggunakan elpiji bersubsidi.
Penggunaan gas elpiji yang tidak sesuai peruntukannya, kata Agus, akan
mempengaruhi ketersediaan gas di tengah masyarakat. “Kalau pegawai (pemerintah)
membeli elpiji 3 kilogram memang tidak ada sanksi pidanya, tapi kalau pegawai
membeli elpiji bersubisidi, dan masyarakat miskin tidak kebagian, itu sama saja
memakan hak orang miskin,” tegasnya.
Selain berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat, agar tidak lagi mengguna
elpiji bersubsidi,
Agus Tantomo juga berpesan kepada manajemen PT Pertamina
yang menggelar kegiatan sosialisasi ini, agar memastikan pasokan elpiji bright
gas terjamin. “Karena percuma saja, kalau bright gas tidak tersedia di pasaran,
masyarakat akan membeli apa yang ada, termasuk elpiji 3 kilogram,” tegas Agus.
Sementara itu, Region Manajer Domestik Gas Regin Kalimantan, Tirto Petrus
Ginting mengatakan, penggunaan elpiji 3 kilogram tidak terlepas dari program
konversi dari minyak tanah yang dilaksanakan sejak 8 tahun lalu.
“Di Kaltim, sudah hamper semua sudah terkonversi menjadi elpiji. Karena
elpiji lebih efisien dan bersih untuk diaplikasikan dalam rumah tangga,”
paparnya.
Sementara bright gas sendiri muncul karena kebutuhan pasar. Tirto
menjelaskan, di pasaran telah tersedia elpiji 12 kilogram dan elpiji 3
kilogram.
“Tapi elpiji 12 kilogram mungkin terlalu mahal, akhirnya kebanyakan orang
memilih elpiji 3 kilogram yang disubsidi pemerintah. Untuk itu, kami
memunculkan bright gas, sebagai alternative bagi mereka yang tidak berhak
menggunakan elpiji bersubsidi,” ujar Tirto.
Di Kabupaten Berau, kata Tirto, sudah ada 2 agen bright gas dan 90
pangkalan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam kesempatan itu, PT
Pertamina juga mengadakan program barter khusus ASN yang memiliki 2 tabung
ellpiji melon untuk ditukar secara gratis dengan tabung 5,5 kilogram. (hms5)
0 comments :
Post a Comment