Dok Polsek Talisayan |
TALISAYAN, PORTAL BERAU - Sodikin (30) , warga Kampung Sumber Mulya, Kecamatan Talisayan harus meregang nyawa akibat tertembak oleh senjatanya sendiri. Kejadian yang merenggut nyawa seorang petani tersebut diketahui sekitar pukul 03.00 Wita, Jumat (15/12/2017) pagi tadi.
Kapolsek Talisayan, AKP Faisal Hamid mengatakan jika ada warga yang datang ke polsek Talisayan melaporkan bahwa korban terkena tembak senjatanya sendiri 03.00 wita di Kampung Purnasari Jaya Kecamatan Talisayan. Kemudian unit reskrim bersama anggota polsek Talisayan beserta warga mendatangi TKP.
"Saat kita datangi TKP, telah di temukan seorang korban sudah tak bernyawa dengan 8 luka tembak senjata api rakitan jenis penabur di bagian perut sebelah kanan dan 1 luka dipunggung tembus dengan temuan 1 proyektil," ungkapnya saat dikonfirmasi portalberau.com
Dikatakannya, berdasarkan pengakuan saksi, kejadian berawal pada ari Kamis (14/12/2017) sekitar pukul 21.00 wita. Saat itu saksi Irfandadi dan rekannya Misnadi sedang duduk dirumah Irfandadi di Kampung Sumber mulya, saat itu datang korban untuk mengajak berburu.
"Pada saat itu korban sudah membawa senjata api rakitan jenis penabur, kemudian kedua saksi ikut dengan korban mengendarai sepeda motor berbeda yakni saksi berboncengan, sedangkan korban mengendarai motor sendiri," lanjutnya.
Selanjutnya, arah berburu masuk ke area RT 005 Kampung Purna Sari Jaya dan masuk kebun kebun jagung milik warga mengarah ke hutan. Pada saat di pinggir hutan mereka bertemu pondok kebun jagung paling ujung yang diketahui milik saksi Lamuddin yang tidak mereka kenal.
"Saat itu korban bersama Irfandadi dan Misnadil menitipkan sepeda motor mereka di pondok tersebut, kemudian mereka berjalan kaki mengarah ke hutan. Namun hingga pukul 02.30 Wita korban dan saksi tidak mendapatkan buruan dan mereka memutuskan untuk kembali ke pondok," ujarnya.
Saat kembali ke pondok dengan niat mengambil motor. Pemilik pondok pun mendengar suara mereka. Saat itu juga pemilik pondok menawarkan kepada mereka untuk singgah minim kopi. Kedua saksi pun naik kepondok sementara korban hanya menunggu dibawah dan baring-baring.
"Senjata api rakitan masih tetap di bawa korban sambil baring di bawah kolong beralas kayu bakar, sementara yang lain minum kopi diatas pondok," ucapnya.
Sekitar pukul 03.00 wita pemilik pondok dan dua saksi memanggil korban mengajak minum kopi dari atas pondok, namun korban tidak mau naik dan masih baring.
Karena menjelang pagi kemudian saksi berniat mengajak pulang. Saat mereka bersiap pulang dan memanggil supaya korban bangun. Saat persiapan pulang dan turun dari pondok saksi misnadi turun dari pondok duluan dan menjauh menuju kebun jagung untuk buang air kecil.
"Saat itu terdengar suara ledakan dibawah kolong pondik, dan korban di bawah kolong berteriak "Tolong, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar," jelasnya.
Para saksi pun langsung menuju bawah kolong pondik dan melihat korban sudah terluka tembak di perut kanan kemudian tengkurap di samping pondok, tidak jauh dari tempat korban tergeletak satu pucuk senjata api rakitan. Selanjutnya saksi pergi ke kampung Sumber Mulya memberi tahukan keluarga korban terkait kejadian tersebut dan kemudian keluarga korban melihat ke TKP, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Talisayan. Sementara saksi saksi yang lain menunggu korban sampai petugas dari Polsek Talisayan datang ke TKP.
"Saat ini kita masih kembangkan, beberapa saksi sudah diminta keterangan lebih lanjut dan dugaan sementara karena kelalaian korban. Untuk barang bukti yang kita amankan yakni 1 pucuk senpi rakitan jenis penabur, 1 selongsong peluru kosong dan satu buah proyektil," pungkasnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment