Foto Istimewa |
Diceritakan, pada pagi hari orang tua korban sempat anak mereka ke pelabuhan Tanjung Selor untuk menuju Tarakan sebelum ke Sabah dimana tempat mereka menempuh pendidikan. Mereka melihat jika anak mereka duduk didekat pintu bersama adiknya.
"Setelah Speedboat berjalan baru saya naik ke mobil, tapi tak lama mobil jalan. Kami didapat kabar kalau Speedboat yang ditumpangi anak kami terbalik, padahal baru sebentar," ungkap ibu korban, Feny
Feny merasa jika memang ada kelalaian. Pasalnya saat melihat anaknya, tidak ada yang memberikan pelampung untuk digunakan sebagai pengaman penumpang.
Terpisah, paman korban selaku perwakilan pihak keluarga, Hariono Ismanto mengaku jika pihaknya tidak terima dengan kejaian ini. Pasalnya, ia merasa kelalaian dalam kecelakaan ini sangat terlihat, sehingga mengorbankan dua keponakannya.
“Kita tidak terima dengan kejadian ini, kecelakaan ini bukan kali pertama, tapi sudah beberapa kali terjadi dan ini juga menyangkut masalah nyawa," tegasnya.
Dari beberapa informasi yang diketahui oleh pihak keluarga dari media massa jika ada over kapasitas. Untuk itu pihaknya sudah menyiapkan pengacara untuk menuntaskan persoalan tersebut, meskipun hingga kemarin belum memastikan kemana arah tuntutan akan dilayangkan.
“Saat ini Susana duka masih menyelimuti keluarga dan nanti akan kami rundingkan dengan keluarga," tambahnya.
Tak hanya itu, Hariono juga mempertanyakan mengapa ada terindikasi kelebihan penumpang. Dari kutipan media massa diketahui awalnya ada 45 penumpang menjadi 53 penumpang dan juga dirinya tidak melihat adanya petugas pada saat itu.
"Tidak ada petugas disana, jika libur ya libur beri pengumuman, jangan jam 7.45 Wita tidak jalan, ada yang jam 8 juga tidak jalan, terus jam 8.15 yang jalan dan itu membuat penumpang bertumpuk dan masuk ke kapal seenaknya," pungkasnya (Tim)
0 comments :
Post a Comment