-->

Cegah Terulangnya Tindakan Ibu Tega Bunuh Anak, Begini Harusnya Peran Keluarga dan Masyarakat

Posted by marta on 28 February 2018

 
Foto Ilustrasi viva.co.id
TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Banyaknya kasus pembunuhan bahkan bunuh diri lantaran alasan asmara atau orang ketiga yang viral beberapa waktu ini seperti yang terjadi di Jombang pada Januari 2018 lalu dan yang terbaru di Bali kemarin, ternyata bisa diklasifikasikan sebagai gangguan psikis. 
 
Bagaimana tidak? Jika dipikir secara logika, pastinya sangat tidak mungkin jika seorang ibu tega meracuni anak-anaknya, hanya karena kesalahan yang diperbuat oleh suami, yang memutuskan untuk memasukkan orang ketiga dalam rumah tangga mereka.

Hal ini dijelaskan oleh psikolog yang bertugas di P2TP2A Berau, Etna Anjani Trunoyudho, M.Psi, ketika ditemui Portal Berau.com, Senin (26/02/2018). Dikatakannya, untuk kasus pembunuhan anak oleh ibunya, lantaran terkait masalah asmara, bisa terjadi karena beberapa alasan.

"Pertama dilihat dari kepribadian si ibu, bagaimana problem solvingnya (kemampuan menalar masalah), apakah dia bisa mengambil keputusan jalan keluar terbaik. Kedua, sumber pendukung atau support. Jika kepribadiannya tidak kuat, tidak ada dukungan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapinya bisa jadi keputusan untuk bunuh diri pun diambil," terangnya.
 
Etna Anjani Trunoyuhdo
Lebih lanjut dikatakannya, misal untuk kasus nikah siri, Mungkin ada ketidaknyamanan dari si ibu. Pemikiran keabsahan pernikahan serta data kelahiran si anak, problem rumah tangga juga bisa jadi pemicu goncangnya kepribadian si ibu.

"Dan jika konflik itu tidak dapat diselesaikan, berkepanjangan, maka akan jadi masalah yang biasanya disimpan sendiri. Dengan begitu si ibu ini akan terus memikirkan masalah yang ada, tanpa tahu apa yang harus dilakukan atau jalan keluarnya," tambahnya.

Seharusnya, faktor dukungan khususnya dari keluarga dan masyarakat sekitar bisa mencegah kejadian yang tidak diinginkan. sebagai masyarakat perlu peduli. Lihat apakah disekitar lingkungan ada yang mengalami, jika mampu dengarkan dan berikan bantuan semampunya. Apabila tidak mampu membantu carilah jejaring misal ke pak RT,puskesmas atau lembaga yang menangani kasus perempuan seperti P2TP2A yang menyediakan konselor dan psikolog yang bisa membantu.

"Memang tidak semua mau menceritakan kepada orang lain terkait permasalahan rumah tangganya. Alasannya pun simpel, takut tersebar atau dibilang membongkar aib keluarganya sendiri. Tetapi, untuk pelayanan di P2TP2A , kerahasiaan pasien akan dijaga. Selain berkurangnya beban masalah, juga akan ditemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak yakni antara istri dan suami," jelasnya. (Tim)

» Terimakasih telah membaca: Cegah Terulangnya Tindakan Ibu Tega Bunuh Anak, Begini Harusnya Peran Keluarga dan Masyarakat

Related Posts

Portal Berau Updated at: February 28, 2018

0 comments :

Post a Comment