Bertani memang tak
mudah, bahkan petani pun harus siap menghadapi gagal panen jika tanaman mereka diserang hama. Untuk itu, semua usaha
dilakukan petani guna meminimalisir serangan hama agar hasil panen bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini jugalah yang dilakukan para petani di Kampung
Sei Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung.
SAMBALIUNG,
PORTAL BERAU
Dengan alat penyemprot
tanaman, Nardi, salah satu petani di Kampung Bangun, berjalan menyusuri setiap
celah tanaman padinya untuk menyemprotkan obat hama. Dengan telaten ia
mengarahkan alat semprotnya ke setiap batang padi di sawahnya. Hal ini
dilakukannya untuk mencegah timbulnya hama seperti ulat pemakan daun padi.
Ini bukan kali pertama
ia melakukan penyemprotan. Sebelumnya, ia bahkan sudah melakukan pemberian obat
tikus lantaran serangan hewan pengerat tersebut mulai mengganggu tanaman
padinya. Tak tanggung-tanggung, hama yang satu ini langsung merusak bagian akar
tanaman padi, yang notabenenya sangat krusial bagi kelangsungan hidup padi itu
sendiri.
"Hama
"Sundep" kalau kata petani di sini (Kampung Bangun,red). Ini termasuk
hewan pengerat seperti tikus, yang suka memakan akar tanaman padi sehingga padi
yang ada akan langsung kering dan mati. Untuk mengurangi tikus tersebut ya kami
hanya menggunakan obat tikus atau racun tikus yang diletakkan di liang tempat bersarangnya
tikus atau di sekitar akar tanaman padi," terangnya.
Petani yang sudah 8
tahun mengelola sawah ini, mengaku jika hama yang menyerang tanaman padi di
Kampung Bangun tidak terlalu mengkhawatirkan seperti halnya di daerah Jawa.
"Ya palingan tikus
itu. Kalau di Jawa kan biasanya ada hama ulat dan walang (belalang,red) juga,
kalau di sini tidak ada. Pengolahan lahannya pun tidak sesulit di Jawa karena
tanahnya cukup mudah ditanami padi. Sedangkan kalau di Jawa kan harus dibajak,
dibolak balik dulu tanahnya baru bisa ditanami. Jadi sebenarnya kalau untuk
permasalahannya atau kendala bertani di sini tidak sebanyak di daerah lain
misalnya di Jawa," imbuh pria yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur
itu.
Jadi, untuk persiapan
panen yang masih kurang lebih 1,5 bulan lagi, ia dan petani lainnya melakukan
pemupukan dan penyemprotan obat hama, agar pada saat panen nantinya hasilnya
akan bagus sehingga bisa memenuhi kebutuhan padi lokal masyarakat Kabupaten
Berau.
Selain padi, Kampung
Bangun juga menjadi salah satu penghasil sayur-sayuran seperti kangkung, bayam,
dan sawi.
Ahmad, salah satu
petani sayuran yang ditemui di Kampung Bangun, juga mengungkapkan jika selama
pengolahan ladang sayur, tidak ada kendala berarti yang ditemukan. Apalagi,
untuk sayur mayur sendiri tidak memerlukan waktu lama seperti padi untuk
pemanenan.
"Kalau semprotan
anti hama memang ada, tetapi jarang ada serangan hama. Palingan sayur bayam
yang sering diserang ulat. Sedangkan untuk masa panennya juga kan tidak terlalu
lama, sebulan bisa dua kali panen. Sehingga perawatannya tidak serumit padi.
Dan untuk hasil panennya sendiri juga tidak sampai keluar Berau, hanya untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat Berau sendiri." ujarnya.
0 comments :
Post a Comment