TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Rencana Pemkab untuk melakukan pemindahan Hiu Paus atau Hiu Tutul ke Taman Impian Jaya Ancol, mendapat penolakan dari sebagian masyarakat Berau. Hal itu ditandai dengan beredarnya sebuah petisi penolakan translokasi Hiu Paus, yang hingga kini sudah mencapai 5 ribu tanda tangan.
Selain petisi, Sekretaris Komisi III, Rudi P Mangunsong, juga menyampaikan hal yang sama. Anggota Fraksi Partai Bulan Bintang Perjuangan ini menyatakan kurang setuju apabila hewan endemik tersebut dipindahkan ke kolam raksasa terbesar di dunia, Ancol.
Hal itu diungkapkannya disela-sela penyampaian pandangan akhir fraksi terkait pengesahan Raperda menjadi Perda pada Paripurna di Gedung DPRD Berau, Kamis (15/3/2018).
"Perlu dipertimbangkan kembali. Mungkin saran kami dianggap kurang pintar, tapi tidak apa-apa. Karena banyak juga pertimbangan kami menyarankan demikian. Sederhananya kalau mau melihat keunikan flora dan fauna yang ada di Berau, datanglah ke Berau. Sama seperti pidato Bung Karno, kalau aku melihat laut, aku melihat Indonesia," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Berau Muharram, langsung menjawab pernyataan penolakan sebagian masyarakat Berau terhadap rencana pemindahan Hiu Paus tersebut.
"Sebenarnya saya tidak ingin membahas ini dulu, biarkan saja bergulir. Tapi karena sudah disinggung tadi dan saya lihat sudah ada petisi soal ini. Bahkan sudah mencapai ribuan tanda tangan. Tapi ini hak bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya, sebagaimana juga haknya Bupati untuk melakukan kreasi," ujarnya dihadapan para anggota dewan, tamu undangan, serta awak media.
Terkait hal itu, Muharram menyampaikan cara berpikir Pemkab Berau dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, hingga tercetus MoU untuk memindahkan Hiu Paus ke Taman Impian Jaya Ancol. Menurutnya, MoU tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
"Sebagai orangtua yang pusing memikirkan tambahan pendapatan untuk daerah, muncullah ide ini. Bagaimana biota laut yang ada di Berau ini tetap eksis dan lestari, namun bisa mendatangkan manfaat buat kita," jelasnya.
Ia juga menambahkan Hiu Paus merupakan biota laut yang tersebar dibeberapa daerah di Indonesia, sehingga tidak boleh mengklaim bahwa Hiu Paus tersebut merupakan milik Berau saja.
"Puluhan tahun lalu tidak ada Hiu Paus ini di Berau, baru muncul beberapa tahun terakhir. Dimana ada makanannya, disitulah dia berada. Kita tidak boleh mengklaim Hiu Paus ini milik kita, ini miliknya Negara," lanjutnya
Sehingganya, terkait segala sesuatu yang menyangkut laut, dikatakan Muharram merupakan milik Negara, termasuk Peraturan Perundang-Undangan terkait habitat yang dilindungi, semua merupakan kewenangan Negara.
Sementara itu, meski baru sebatas MoU, Muharram menyebutkan jika rencana tersebut dapat berjalan lancar, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berau akan bertambah hingga kurang lebih 10 miliar per tahun.
Hal itu diungkapkannya disela-sela penyampaian pandangan akhir fraksi terkait pengesahan Raperda menjadi Perda pada Paripurna di Gedung DPRD Berau, Kamis (15/3/2018).
"Perlu dipertimbangkan kembali. Mungkin saran kami dianggap kurang pintar, tapi tidak apa-apa. Karena banyak juga pertimbangan kami menyarankan demikian. Sederhananya kalau mau melihat keunikan flora dan fauna yang ada di Berau, datanglah ke Berau. Sama seperti pidato Bung Karno, kalau aku melihat laut, aku melihat Indonesia," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Berau Muharram, langsung menjawab pernyataan penolakan sebagian masyarakat Berau terhadap rencana pemindahan Hiu Paus tersebut.
"Sebenarnya saya tidak ingin membahas ini dulu, biarkan saja bergulir. Tapi karena sudah disinggung tadi dan saya lihat sudah ada petisi soal ini. Bahkan sudah mencapai ribuan tanda tangan. Tapi ini hak bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya, sebagaimana juga haknya Bupati untuk melakukan kreasi," ujarnya dihadapan para anggota dewan, tamu undangan, serta awak media.
Terkait hal itu, Muharram menyampaikan cara berpikir Pemkab Berau dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, hingga tercetus MoU untuk memindahkan Hiu Paus ke Taman Impian Jaya Ancol. Menurutnya, MoU tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
"Sebagai orangtua yang pusing memikirkan tambahan pendapatan untuk daerah, muncullah ide ini. Bagaimana biota laut yang ada di Berau ini tetap eksis dan lestari, namun bisa mendatangkan manfaat buat kita," jelasnya.
Ia juga menambahkan Hiu Paus merupakan biota laut yang tersebar dibeberapa daerah di Indonesia, sehingga tidak boleh mengklaim bahwa Hiu Paus tersebut merupakan milik Berau saja.
"Puluhan tahun lalu tidak ada Hiu Paus ini di Berau, baru muncul beberapa tahun terakhir. Dimana ada makanannya, disitulah dia berada. Kita tidak boleh mengklaim Hiu Paus ini milik kita, ini miliknya Negara," lanjutnya
Sehingganya, terkait segala sesuatu yang menyangkut laut, dikatakan Muharram merupakan milik Negara, termasuk Peraturan Perundang-Undangan terkait habitat yang dilindungi, semua merupakan kewenangan Negara.
Sementara itu, meski baru sebatas MoU, Muharram menyebutkan jika rencana tersebut dapat berjalan lancar, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berau akan bertambah hingga kurang lebih 10 miliar per tahun.
"Coba bayangkan, kita bisa menambah pad hingga 10 miliar per tahun. Karena dalam setahun pengunjung Ancol bisa 1-2 juta dan setiap pengunjung kita bisa dapat Rp5 ribu. Di tengah kondisi APBD yang selalu defisit. Sementara kebutuhan dan kewajiban kita kepada masyarakat juga semakin besar. Banyak yang sayang hiu, tapi tidak memikirkan manusia lain yang banyak kesusahan. Sehingga prikehewanannya jauh lebih tinggi dari prikemanusiaannya," bebernya.
Muharram juga menyebutkan jikalau Hiu Paus dipindahkan ke Ancol yang merupakan kolam raksasa terbesar di dunia, hewan tersebut tidak akan tersiksa. Sebab sebelum melakukan pemindahan akan dilakukan observasi dan penelitian mendalam.
"Jauh lebih sehat ikan yang ada di sana (Ancol-red) dibanding ikan yang biasanya. Ikan di sana gemuk-gemuk dan sehat. Kalau ikan ini bisa bicara pasti dia bilang senang berada di sana. Dan poinnya, yang ingin melihat langsung dan berenang bersama Hiu Paus bisa datang ke Berau, di sana hanya melihat yang di akuarium saja," tandasnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment