SAMARINDA, PORTALBERAU– Bank Indonesia mencatat,
jumlah pergerakan uang keluar (cash out flow) dari Kaltim jauh lebih
besar dibanding pergerakan uang masuk ke Kaltim (cash in flow).
Selisihnya bahkan mencapai Rp5 triliun bahkan lebih setiap tahunnya.
Hal
ini terjadi lantaran para pemilik modal lebih cenderung ‘mengangkut’
cash mereka keluar Kaltim setelah mereka menerima keuntungan segar dari
bisnis mereka di Kaltim.
Investasi-investasi dalam skala besar
secara umum berasal dari luar Kaltim. Kecenderunganya, dana segar yang
mereka peroleh dari keuntungan bisnis mereka akan berpindah dan
‘diterbangkan’ ke daerah asal mereka, seperti ke Jakarta, Surabaya dan
Negara lain.
Dan tidak banyak dana segar yang kembali berputar di
Kaltim. Hal ini juga tidak sedikit terjadi dengan para pekerja dan
top-top manajemen yang juga banyak datang dari luar Kaltim. Sebagian
dana mereka juga cenderung bergerak ke luar Kaltim.
Pilihan investor untuk menjual hasil
produk mereka dalam bentuk mentah juga ikut memberi andil tingginya cash
out flow dari Kaltim. Menyikapi hal tersebut Pemprov Kaltim sudah
melakukan berbagai langkah. Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat Setdaprov Kaltim HM Sa'bani mengatakan pemerintah provinsi terus
berupaya secara maksimal untuk menahan tingginya angka cash out flow
dari Kaltim.
"Berbagai strategi dilakukan pemprov untuk mencegah
tingginya cash out flow ini. Kita maunya, cash in flownya yang lebih
besar sehingga pertumbuhan ekonomi Kaltim akan terus bergerak positif,"
kata Sa’bani pada Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR)
Kaltim 2018 di Ruang Pertemuan Maratua Gedung Bank Indonesia Perwakilan
Kaltim, Selasa (13/3/2018).
Upaya-upaya yang terus dilakukan seperti
meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia agar memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam teknologi industri untuk mengolah
produk ataupun komoditi andalan melalui hilirisasi. Selain itu,
melengkapi sarana dan prasarana umum dengan membangun infrastruktur baik
jalan, bandara dan pelabuhan, sehingga mampu memperpendek dan
mempercepat jarak tempuh (distribusi) dan memperkecil biaya (ongkos)
angkut.
Seperti pembangunan jalan tol
Samarinda-Balikpapan, Bandara APT Pranoto Samarinda dan perluasan
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, peningkatan kapasitas
pelabuhan Kariangau Balikpapan dan Palaran Samarinda. Tidak kalah
pentingnya lanjut Sa'bani, memberikan kemudahan perijinan dan legalitas
lahan (kawasan) sebagai upaya memberikan jaminan dan kepastian hukum
bagi investor.
"Kita miliki tiga kawasan ekonomi yang terus dikembangkan
guna mendukung program industrialisasi dan hilirisasi produk. Kalau ini
berjalan uang-uang segar itu tidak akan banyak yang keluar Kaltim,"
sambungnya.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia
Perwakilan Kaltim Muhammad Nur mengemukakan KEKR merupakan agenda rutin
tiga bulanan BI dalam mencermati perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
Kaltim.
"Kaltim ini memiliki peranan sangat strategis dalam perekonomian
regional. Dimana size ekonomi kita sebesar 51 persen berkontribusi
untuk Kalimantan," ujar Muhammad Nur.
Diseminasi KEKR Kaltim 2018 mengambil
tema Kondisi Terkini Ekonomi Kaltim dan Peran Sektor Migas Dalam Menjaga
Momentum Perbaikan Ekonomi Kaltim. Hadir Kepala BI Kaltara Hendik
Sudaryanto serta BI Balikpapan Suherman Tabrani dan Kepala OJK Kaltim
Dwi Arianto serta Wakil Bupati Berau Agus Tamtomo dan jajaran FKPD
Kaltim.
Tampak hadir pimpinan instansi vertikal dan OPD di lingkungan
Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda, pelaku ekonomi dan UMKM, pimpinan
perusahaan, perusda (BUMD), BUMN dan lembaga perbankan. (humas pemprov kaltim)
0 comments :
Post a Comment