TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Keberadaan Hiu Paus atau biasa disebut "Ikan Nenek" oleh masyarakat daerah pesisir, keberadannya ternyata sangat menguntungkan bagi para nelayan. Alasan ini jugalah yang membuat para nelayan di daerah Talisayan menolak pengalokasian Whale Shark.
Paparan jelas betapa pentingnya keberadaan ikan terbesar di dunia yang memiliki nama latin Rhincodon Typus ini, sangat disegani oleh para nelayan. Dengan keberadaan mereka (Whale Shark) dianggap sebagai pertanda banyaknya ikan-ikan kecil di perairan tersebut. Dan jika rencana pemindahan terjadi atau dilakukan, diyakini akan mengurangi jumlah ikan yang ada juga.
Kepercayaan ini rupanya sudah diyakini sejak berpuluh tahun lalu. Bahkan, nelayan Talisayan pun mengakui jikalau keberadaan Hiu Paus ini sudah ada sejak lama, hanya saja belum terekspos secara luas melalui media.
Bahkan, pernah ada pengalaman nelayan yang tidak sengaja seekor Hiu Paus tersangkut jaringnya, dan berusaha melepaskan diri dibantu oleh koloninya (kawanan binatang yang tinggal di suatu daerah, hidup sangat berdekatan dan saling berhubungan satu dengan yang lain-Red). Hal inilah yang dipercayai jika ada satu ekor saja dipindahkan, maka koloninya akan merasa terancam, dan bisa juga nantinya akan menghilang dari tempat yang ada atau bermigrasi.
Ini menunjukkan bahwa emosi atau kepedulian diantara sesama Hiu Paus cukup jelas. Sehingga jika ada salah satu ekor saja yang terancam atau tersakiti, maka koloninya pun akan merasakan hal yang sama.
Mendengar penjelasan tersebut, dianggap Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, adalah sesuatu hal yang menarik. Bahkan, ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa perlu adanya dilakukan riset terkait bagaimana cara hidupnya, berkembang biak nya, dan emosi si Hiu Paus tersebut, yang dikatakan dapat melindungi anggota koloninya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment