-->

Pelatihan Jurnalistik Warga (3-habis) : Kami Haus Ilmu, Semoga Ini Bukan Pertama dan Terakhir Kalinya

Posted by marta on 22 October 2018




TELUK BAYUR, PORTALBERAU- Meski sudah memasuki hari ketiga, semangat masih tampak nyata diwajah para peserta pelatihan jurnalistik warga Kampung Labanan Makmur. Berbeda dari hari biasanya, peserta berkumpul di Balai Kantor Kampung Labanan Makmur, lebih pagi. Sekitar pukul 08.00 Wita. Sebab hari Jumat, dirasa begitu cepat berlalu dari hari-hari biasanya, sehingga panitia memutuskan untuk memulai acara lebih pagi.

Hari ini, Jumat (19/10/2018), adalah hari terakhir pelatihan jurnalistik warga. Setelah rangkaian kegiatan satu per satu dilakukan, segenap panitia dan pemateri pun undur diri.
Namun, sebelum kegiatan ditutup, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Cabang Berau (PWI Berau), Abdul Azis Sakti, hadir memberi motivasi untuk peserta.

Azis yang juga merupakan salah satu wartawan senior di Berau, tidak lupa membagikan kisah dan pengalamannya selama terjun ke dunia jurnalistik. Ada beberapa peserta yang penasaran dengan cara kerja wartawan, ada juga yang bertanya tentang suka dan duka yang pernah dirasakan selama menjadi penulis berita, bahkan salah satu peserta memberanikan diri bertanya perihal pidana jika wartawan melanggar kode etik jurnalistik. Suasana pagi itu mencair dengan segala pertanyaan dan jawaban dari Ketua PWI Berau.

“Apa sih yang melatarbelakangi bapak jadi wartawan sampai sekarang. Lalu bagaimana kalau wartawan sendiri yang melanggar aturan? Bisakah wartawan dipidana?,” tanya Callara, salah satu peserta yang cukup cakap dalam berbicara.


Sekitar 1 jam 30 menit, Azis menemani peserta dalam pemaparannya seputar organisasi kewartawanan serta dunia kerja wartawan. Ia pun pamit. Peserta dipersilahkan untuk menyantap beberapa jenis kue tradisional seperti kue lapis, onde-onde, dan putu ayu yang sedari tadi menunggu. 

Usai mengisi tenaga, peserta kembali ke tempat duduk masing-masing. Pemateri yang menemani mereka sejak hari pertama, Endro S Effendi, tak lama muncul dengan pengeras suaranya. Pandangan mereka tertuju pada Endro kali ini.

Panitia kemudian bergegas membagikan lembaran-lembaran kuisioner yang harus diisi setiap peserta. Tujuannya agar kegiatan yang selama tiga hari itu, dapat dengan mudah dievaluasi. Usai 5 menit, lembaran kuisioner terkumpul kembali. Endro melanjutkan pembicaraan.

Ada tugas akhir menarik yang diberikan Endro. Seluruh peserta yang kini tak lagi tergabung dalam masing-masing kelompoknya, diminta untuk menentukan siapa yang pantas menjadi pemimpin (leader) mereka. Dengan cara voting, terpilih Enna Soekmaning Wiyono, yang dipercaya teman-temannya memimpin kelompok besar mereka. 

Enna juga diminta untuk menentukan tim-tim lain, seperti pemimpin redaksi, manager vlog hingga manager media sosial kelompok mereka. Sebab diakhir pelatihan ini, para peserta ditargetkan untuk membentuk sebuah tim redaksi yang solid. Mereka akan mengelola media jurnalis warga Kampung Labanan Makmur. Itulah salah satu yang menjadi target dalam pelaksanaan pelatihan  jurnalis warga.

“Kalian yang akan mengelola sendiri media kalian. Kalian yang akan menulis, kalian juga yang mempublikasikan. Jadi, kalian saat ini sudah menjadi jurnalis warga di kampung halaman sendiri. Kampung kalian akan eksis, karena bukan hanya narsis, tapi kalian juga punya sisi kritis, terutama untuk pembangunan dan kemajuan kampung kalian,” puji Endro memberikan semangat pada seluruh peserta.

Di detik-detik akhir pelatihan, Husni, salah seorang guru SMAN 6 Labanan, yang menjadi pendamping peserta, juga menyampaikan kesan dan pesannya selama mendampingi siswa-siswinya.


“Kami banyak sekali dapat ilmu baru dalam tiga hari ini. Benar kata pak Endro, banyak orang yang masih terjebak dengan kalimat-kalimat umum saat memulai untuk menulis. Tapi sejak hari pertama pelatihan ini, kami semua, bahkan saya seorang guru Bahasa Indonesia, akhirnya tahu dimana letak kesalahan dan kekeliruan kami. Mulai dari saat itu, menulis sesuatu, sudah banyak kalimat antimainstream yang bisa kami gunakan,” kata perempuan yang mengenakan hijab itu. 

Tak hanya peserta yang mengaku merasa sedih saat pelatihan harus diakhiri. Husni pun merasakan hal yang sama. Lewat tutur katanya yang santun, guru yang banyak dicintai siswa-siswinya ini, mengutarakan harapannya agar suatu hari nanti pelatihan serupa bisa kembali dilakukan untuk mereka. 

“Semoga ini bukan yang pertama dan terakhir kalinya. Kami sangat haus akan ilmu seperti ini, ilmu yang tidak kami dapatkan di lingkungan sekolah. Semoga teman-teman yang melaksanakan pelatihan ini berkenan suatu hari kembali lagi, dengan materi yang lebih dalam lagi,” harapnya sambil mengucapkan salam perpisahan. (Tim)

» Terimakasih telah membaca: Pelatihan Jurnalistik Warga (3-habis) : Kami Haus Ilmu, Semoga Ini Bukan Pertama dan Terakhir Kalinya

Related Posts

Portal Berau Updated at: October 22, 2018

0 comments :

Post a Comment