TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Masyarakat Kampung Tepian Buah Kecamatan Segah mengelar mecaq undat atau pesta panen. Kegiatan digelar Sabtu (27/4) di balai kampung. Pesta panen tersebut juga dihadiri Bupati Berau, Muharram, Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo serta kepala OPD dan tamu undangan lainnya.
Mecaq undat ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap keberhasilan panen yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Tak hanya itu saja, kegiatan ini juga menjadi ungkapan syukur atas kelancaran pekerjaan masyarakat. Dengan diawali oleh tari-tarian hingga menumbuk beras pada sebuah lesung panjang. Masyarakat bersama para pejabat daerah, menumbuk beras hasil panen tahun ini hingga menjadi tepung.
Dalam kehidupan masyarakat Dayak Kenyah, setelah beras menjadi tepung, akan dimasak dengan cara dimasukkan ke bambu dan dimasak dengan cara dibakar.
Kepala Kampung Tepian Buah, Surya Emi Susianti mengatakan pesta panen ini sebagai wujud kebersamaan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dan seluruh petani untuk bersama-sama dan bersinergi dalam membangun pertanian. Dia berharap kedepannya pertanian di Tepian Buah lebih maju dan mampu memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat petani.
“Acara pesta panen raya padi ini merupakan wujud rasa syukur kita semua atas hasil dan nikmat yang diberikan Tuhan atas limpahan rejeki dan seraya berdoa semoga panen padi kita kedepan akan lebih meningkat dan membawa manfaat serta keberkahan bagi kita semua,” katanya.
Untuk itu, ia mengajak semua masyarakat untuk bersama - sama membangun pertanian. Ia mengungkapkan bahwa rata-rata hasil panen yang diproleh masyarakat untuk 1 hektar mencapai 80 kaleng atau 560 kilogram.
Pesta panen ini juga menjadi bagian dalam melestarikan budaya turun temurun. Yang diharapkan bisa terus dipertahankan hingga generasi selanjutnya.
Sementara Camat Segah, Eben Eser Hutauruk menyampaikan pesta panen ini merupakan bentuk gotong royong yang masih tetap bertahan hingga kini. Tentu diharapkan agar masyarakat dapat melanjutkan budaya nenek moyang tersebut.
“Semua yang dikerjakan cepat selesai karena gotong royong ini. Ini harus kita pertahankan terus,” jelasnya.
Bupati Muharram pun memberikan apresiasi atas kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat kampung ini. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sangat peduli untuk menjaga nilai-nilai budaya yang telah berjalan selama ini. Meskipun sempat vakum tapi kegiatan ini dapat dilanjutkan kembali.
Muharram juga berharap melalui kegiatan pesta panen seperti ini bisa menjadi sebuah ritual daerah yang akan menarik perhatian wisatawan. Sebab perayaan ini juga bisa menjadi ajang promosi daerah di bidang pertanian serta budaya dan tradisi. Hal itu dikatakan Muharram, karena agenda perayaan pesta panen tak hanya sekadar tanda adanya panen raya. Namun hiburan seperti tarian daerah, alunan musik khas Dayak serta adanya proses menumbuk beras bersama-sama juga menjadi bagian yang sangat menarik.
“Ada proses menumbuk beras bersama-sama dalam sebuah lesung panjang. Kegiatan semacam ini perlu dilestarikan, karena budaya tidak bisa lepas dari diri kita,” pungkasnya. (hms5)
0 comments :
Post a Comment