![]() |
Foto Istimewa |
TANJUNG
REDEB, PORTALBERAU- Menghadiri launching pusat informasi mangrove dan
wisata mangrove yang diresmikan oleh Bupati dan Wakil Bupati Berau pada
Selasa (20/02/2018) kemarin, memberikan kesan tersendiri bagi Ketua
DPRD Berau, Sarifatul Syadiah.
Melintasi
lintasan joging sepanjang 1,7 kilometer, perempuan yang lebih akrab
disapa Sari ini mengungkapkan kekagumannya pada keindahan alam yang
disuguhkan. Apresiasi pun diberikan atas keberadaan wisata baru ini.
Dengan adanya wisata mangrove, Tanjung Batu tak hanya akan menjadi
gerbang persinggahan untuk ke tujuan wisata semata.
"Saya
sudah melihat langsung objek wisata ini, dan terkesan dengan sajian
yang memanjakan mata selama perjalanan menyusuri lintasan joging. Ini
bisa jadi pendongkrak ekonomi Kampung Tanjung Batu sendiri nantinya,
jika tempat wisatanya sudah diketahui secara luas dan didatangi
pengunjung," ungkapnya ketika ditemui Portal Berau.com di sela-sela
memimpin rapat di ruang rapat gabungan gedung DPRD Berau, Selasa siang
(20/02/2018).
Dikatakannya
juga, secara khusus DPRD Berau mengucapkan terima kasih kepada seluruh
Non Governmnet Organization (NGO) yang merupakan suatu organisasi atau
kelompok, beraktifitas di luar struktur politik, khususnya MCAI yang
sudah memberikan hibah kepada Kabupaten Berau dengan total bantuan di
semua lokasi sekitar Rp 200 Miliar.
"Beberapa
yang tercover MCAI adalah PlTS di Maratua, Merabu, dan Teluk Sumbang.
Hibah yang diberikan sangat bermanfaat bagi Kabupaten Berau, apalagi
bantuan tersebut diberikan saat Berau dalam kondisi defisit anggaran
dalam beberapa tahun terakhir ini," lanjutnya.
Diharapkan,
dengan adanya wisata mangrove inj, nantinya selain menjadi aset Kampung
Tanjung Batu, untuk bisa dijaga kebersihan dan keindahannya. Selain
itu, ke depannya jika wisata ini diserahterimakan, agar bisa dikelola
dengan baik dan menarik.
"Retribusi
atau karcis untuk operasional dan pengembangan objek wisata ini agar
diurus dan dilengkapi segala sesuatunya yang di syarat kan, yang
tentunya diatur dalam peraturan kampung (Perkam) agar legal dan tidak
ada permasalahan di kemudian hari. Sekali lagi agar aset ini dijaga,
dirawat dengan baik karena kami yakin pertumbuhan ekonomi bisa muncul
dengan keberadaan wisata ini. Prinsip Sapta Pesona dalam pariwisata juga
mesti dijalankan agar wisatawan yang datang merasa happy, terkesan, dan
akan kembali lagi dengan membawa orang lebih banyak lagi," pungkasnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment