TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Bupati Berau, Muharram, didampingi Dinas Pariwisata,
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Berau
melakukan kunjungan ke taman nasional di negara bagian Serawak tersebut
pada 26-30 April 2018 lalu.
Bupati Berau menjelajahi Taman Nasional Mulu, yang merupakan salah satu situs warisan dunia yang resmi masuk dalam daftar UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada November 2000. Taman Nasional Mulu meliput area seluas 52.864 hektar dan berada pada ketinggian antara 25-2.377 meter diatas permukaan laut.
Wilayah ini paling tidak memiliki 2000 species
tumbuhan bunga, 115 jenis mamalia, 305 jenis burung, 197 jenis reptil,
48 jenis ikan dan lebih dari 20 ribu jenis serangga. Memiliki tidak
kurang 295 km panjang gua yang sudah di eksplorasi oleh para peneliti
dan penjelajah gua.
Tidak salah Bupati Berau melakukan kunjungan ke Taman Nasional Mulu, sebab saat ini Kabupaten Berau bersama Kutai Timur merupakan lokasi Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang sedang dalam proses untuk diajukan sebagai situs warisan dunia yang akan diakui oleh UNESCO.
Untuk menjadi situs warisan dunia harus memenuhi 4 kriteria
yaitu merupakan contoh luar biasa dari sejarah pembentukan bumi,
merupakan contoh luar biasa dari proses ekologi dan biologi yang sedang
terjadi, merupakan habitat penting yang menjadi lokasi konservasi insitu
untuk species yang bernilai universal baik dilihat dari sisi ilmiah
maupun konservasi, merupakan fenomena alam luar biasa atau keindahan
alam yang tiada bandingannya.
Penetapan status warisan dunia Sangkulirang-Mangkalihat, jika disetujui oleh PBB, akan sangat menguntungkan bagi Berau karena dalam banyak contoh di tempat lain, penetapan status warisan dunia ini akan meningkatkan secara signifikan kunjungan wisata ke lokasi warisan dunia tersebut. Hal ini tentu sejalan dengan prioritas pembangunan Berau pada bidang pariwisata sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut informasi dari pemandu setempat, setiap hari ada 6 kali penerbangan yang khusus melayani para pelancong untuk datang ke Taman Nasional ini dengan tujuan khusus untuk berlibur. Menurut Hein Gertsner yang merupakan Park Manager Mulu National Park, jumlah uang berputar di Taman Nasional Mulu tidak kurang 34 juta ringgit (setara Rp136 miliar) per tahun. Nilai ini menurutnya tidak termasuk dengan uang yang berputar dari operator wisata diluar Mulu seperti dari Kuching (ibukota Serawak) dan Kuala Lumpur serta kota-kota lainnya.
Melihat Taman Nasional Mulu, Bupati Muharram, mengungkapkan Kabupaten Berau sebenarnya tidak kalah dari sisi alam karena memiliki potensi yang sama dengan yang ada di Mulu dan bahkan bisa lebih hebat lagi karena Berau juga memiliki gua dengan tapak tangan sebagai bukti bahwa lokasi tersebut sudah didiami ribuan tahun yang lalu. Hal ini tentu akan lebih luar biasa lagi jika digarap optimal.
Untuk itu Bupati Muharam akan meminta UGM untuk terus
mendampingi Pemerintah Kabupaten Berau dalam membangun dan mengembangkan
pariwisata berbasis karst di Kabupaten Berau. “Kita memiliki keindahan
yang sama bahkan lebih dari taman nasional Mulu dan ini potensi yang
kita miliki untuk dikembangkan,” ucapnya.
Eko Haryono dari UGM yang turut serta dalam kunjungan mengakui Kabupaten Berau dan Kutai Timur sangat berpotensi untuk mengembangkan pariwisata berbasis karst khususnya jika Berau dan Kutim berhasil mendapatkan status sebagai warisan dunia. (humas pemda berau)
0 comments :
Post a Comment