SAMARINDA,
PORTALBERAU- Semakin maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
mengindikasikan semakin jauhnya masyarakat dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Hj Halda Arsyad melalui Kabid P3A Noer Adenany
pada Kajian dan Workshop Penanaman Nilai-Nilai Luhur pada Anak di Ruang Rapat
DKP3A Kaltim, Jumat (29/6/2018).
Kondisi itu menurut dia, hendaknya menjadi
perhatian serius semua pihak dengan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila
dalam lingkup keluarga, pendidikan maupun lingkungan. “Tiga unsur yaitu
keluarga, lingkungan dan sekolah menjadi sentral dalam kehidupan bermasyarakat
untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai luhur Pancasila yang saat ini semakin
berkurang,” katanya.
Karena itu sangat penting bagi keluarga serta
masyarakat dan sekolah menjadi agen perubahan sekaligus laboratorium mini bagi
masyarakat untuk menanamkan nilai luhur itu. Apalagi lanjutnya, pemerintah
terus berupaya mewujudkan ketahanan nasional sebagai kekuatan suatu bangsa
dengan membentuk sumber daya manusia berkualitas dan berkarakter.
Hal itu sangat penting terutama dalam melawan era
globalisasi yang bisa mengancam ketahanan nasional sebab tergerus oleh
nilai-nilai liberalisme dan budaya barat. “Kerapuhan dan malapetaka tengah
mengancam keluarga terbukti marak kasus KDRT. Inilah pentingnya penanaman nilai
luhur Pancasila bagi generasi muda dalam lingkup keluarga, lingkungan maupun
sekolah guna mengantisipasi budaya asing,” ungkapnya.
Dia menambahkan DKP3A menghimpun data simphoni
(e-kekerasan) menunjukkan dalam dua tahun terakhir Kota Samarinda menduduki
peringkat pertama. Kajian dilaksanakan sejak April-Mei dan workshop diikuti 50
peserta terdiri organisasi perangkat daerah terkait, lembaga masyarakat, BKOW,
PKK, HWK, akademisi, praktisi, forum anak, pemerhati anak, perwakilan orangtua
dan anak. (humas pemprov kaltim)
0 comments :
Post a Comment