TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Hasil keputusan rapat PHBI bersama Bupati Berau dan beberapa tokoh agama dan masyarakat terkait penyelenggaraan takbiran keliling, Sabtu (9/6/2018), membuahkan hasil.
Takbiran keliling yang sebelumnya sempat diimbau oleh PHBI untuk tidak dilaksanakan, akan tetap dilaksanakan. Pasalnya, sebagian besar masyarakat menginginkan takbiran keliling yang dianggap sudah menjadi salah satu budaya lokal tetap dilaksanakan sebagai bentuk perayaan kemenangan umat muslim dunia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Berau, Syarifatul Sya'diah, memberikan komentarnya. Disela-sela kegiatan buka bersama di kediamannya, sebelum hasil rapat antara PHBI, Bupati Berau serta beberapa pihak tersebut, perempuan yang akrab disapa Sari tersebut menyatakan mendukung pelaksanaan takbiran keliling sebagaimana keinginan masyarakat Berau.
Menurutnya, takbiran keliling yang sudah menjadi tradisi umat muslim sejak puluhan tahun silam sudah melekat dan tidak bisa dihilangkan begitu saja.
"Kalau ada hal-hal yang dinilai tidak pantas atau tidak layak untuk melaksanakan takbiran keliling, mungkin bisa diperbaiki, tapi tidak lantas menghilangkan budaya yang sudah dilakukan masyarakat Berau bertahun-tahun," ujarnya.
Meski tetap jadi dilaksanakan, dikatakan Sari, masyarakat Berau juga harus mentaati ketertiban lalu lintas, tidak menggunakan knalpot yang dapat menimbulkan suara bising, hingga tidak menggunakan musik dangdut atau disko sebagai pengganti takbir di malam takbiran mendatang.
"Kerjasama antar masyarakat dan pihak keamanan dalam hal ini Polres Berau harus ditingkatkan. Dan para peserta juga harus menyadari dan mematuhi tata tertib untuk takbiran keliling, jadi semua bisa berjalan dengan kondusif tanpa menimbulkan gangguan ataupun juga kecelakaan lalu lintas," jelasnya.
Sementara itu, Ketua HMI Cabang Berau, Saidin Saputra, mengatakan pihaknya akan ikut berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan takbiran keliling. Menurut Saidin, kekhawatiran pemerintah akan terjadinya hal-hal yang merugikan dalam pelaksanaan takbiran keliling, bukan menjadi alasan dihapuskannya budaya lokal tersebut.
"Kalau kekhawatiran terjadinya kecelakaan saat malam takbiran, kami yakin hal itu insyaallah tidak terjadi jika masyarakat atau peserta takbiran dapat tertib dan aparat keamanan juga menjaga serta memberikan ketentuan kendaraan seperti apa saja yang bisa ikut takbiran keliling," ucapnya.
Ia juga mengatakan, jika pun ada kecelakaan yang terjadi pada malam takbiran, menurutnya kebanyakan yang terjadi adalah di luar kegiatan takbiran keliling.
"Biasanya kecelakaan terjadi setelah usai pelaksanaan takbiran keliling atau di luar kegiatan takbiran keliling itu, bukan saat takbiran kelilingnya berjalan. Dan itu pun biasanya terjadi karena memang adanya pengendara yang tidak taat aturan berlalu lintas," tandasnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment