JAKARTA, PORTALBERAU- Setelah pertemuan dengan Gubernur
Kaltim Awang Farfoek dan sejumlah pejabat provinsi dan wabup Berau Agus Tantomo
di Balikpapan, pertemuan serupa kemudian berlanjut di Hotel
Gran Melia, Jakarta (30/4/2018) lalu.
Kali ini yang bertemu adalah pihak investor, Wabup Agus Tantomo dan Ambassador and Special Envoy of President
Seychelles for ASEAN Nico Barito.
Berkumpulnya para investor yang notabene selaku pemilik lahan di Pulau Maratua, membangun kemitraan untuk menjadikan destinasi khusus dunia Maratua di tahun 2025. Mengapa 2025, itulah fase yang akan dilalui untuk menyiapkan seluruh infrastruktur yang diperlukan dalam kawasan wisata Pulau Maratua yang memiliki keluasan sekitar 2.375,70 Ha.
Dimana lahan yang
menjadi milik investor seluas 200 hektar lebih. Luasan yang diharapkan
untuk membangun kawasan wisata.
Adalah Nico Barito, sang Dubes Sychelles berceritera panjang mengapa ia tertarik dengan Maratua yang telah dikunjunginya beberapa kali. Bahkan keseriusan itu dibuktikan akan turunnya ke lapangan, konsultan asal Inggris yang dipercaya untuk membuat perencanaan kawasan wisata Maratua.
Konsultan
yang ditunjukpun bukan konsultan biasa, ia telah membuktikan karyanya
dibeberapa destinasi yang ada di Dubai maupun Maldives serta beberapa destinasi
bahari kelas dunia.
”Dalam minggu ini, konsultan akan berkunjung ke
Maratua,” kata Nico Barito dihadapan para pemilik lahan yang datang lengkap
memenuhi undangan tersebut.
Pernyataan Nico Barito tersebut, tentu memberikan semangat para pemilik lahan, sebab dengan begitu investasi yang dilakukan bukanlah langkah yang sia-sia. Apalagi dalam pertemuan itu, Nico menyampaikan gambarannya bahwa Maratua akan menjadikan dertinasi Sychelles lainnya di dunia.
Nama Sychelles yang direkatkan bersama nama Pulau Maratua akan menjadi modal kuat sekaligus menjadikan destinasi Pulau terdepan di Kalimantan Timur tersebut sebagai sebuah destinasi wisata papan atas. Di Sychelles yang terdiri dari 155 pulau kecil, kata Nico, setidaknya ada 15 pesawat berbadan lebar yang datang setiap harinya. Maka dapat dihitung berapa jumlah wisatawan yang datang ke gugusan pulau yang hanya berpenduduk 100 ribu jiwa itu.
Karena kebersamaan itu, Nico menjadikan sebagai sebuah perusahaan modal asing (PMA). Iapun telah mendapatkan nama yang akan dipakai dalam membangun infrastruktur tersebut, termasuk segala perijinan yang diperlukan. Nama yang dicetuskan Nico adalah PT Pembangunan Pulau Nusantara (PPN).
Walaupun dipersiapkan sebagai destinasi wisata papan atas, tidak berarti kata Nico bahwa fasilitas penginapan yang ada di Maratua akan tersisih.
”Di
Sychelles, home stay justeru sangat maju dan mendapatkan berkah yang
besar,” tegasnya. Inipun akan dirasakan oleh warga Maratua yang membangun
dan mengembangkan Home Stay.
Sebutan wisata papan atas, tidak berarti semua fasilitas juga akan setara dengan kebutuhan fasilitas papan atas. Di Sychelles, ada resort yang memberikan pelayanan angkutan wisata, tak ubahnya angkutan gerobak sapi.
”Tapi
meski demikian, wisatawan menikmatinya sebagai suatu hal baru yang tidak
didapatkan di negara asal mereka,” ungkap Nico.
Setelah semua investor membubuhkan tandatangan mereka, maka itulah langkah awal dimulainya proyek besar di sektor pariwisata di kabupaten Berau. Dan Pemkab Berau yang dihadiri wakil Bupati Agus Tantomo, juga telah membubuhkan catatan emas, kelak Maratua akan menjadi tujuan wisata papan atas, di mana akan datang wisatawan dari berbagai penjuru dunia. (humas pemda berau)
0 comments :
Post a Comment