-->

Bakudung Batiung, Cara Suku Dayak Ga'ai Syukuri Hasil Panen

Posted by marta on 7 May 2018


SAMBALIUNG, PORTALBERAU- Upacara adat ternyata sangat beragam di Kabupaten Berau. Tak ketinggalan, Kampung Long Lanuk yang berada di Kecamatan Sambaliung juga memiliki upacara adat yang sudah cukup dikenal secara luas, yakni Bakudung Batiung, yang digelar beberapa waktu lalu oleh suku Dayak Ga’ai di Kampung Tumbit Dayak.

Dalam bahasa orang Dayak Ga’ai, Bakudung berarti selamatan atau syukuran. Lebih luas lagi adalah selamatan kampung, selamatan keberhasilan, selamatan panen padi dan lain-lain. Bakudung merupakan kegiatan mensyukuri hasil panen yang melimpah. Setiap tahun apabila panen padi, panen hasil kebun, buah-buahan, maka upacara Bakudung yang dilakukan selama 7 hari 7 malam itu pun digelar.

Sedangkan Batiung adalah ucapan syukur bagi seorang pemuda yang sudah menyelesaikan tugas mulia setelah melewati ujian berat, harus tinggal di rumah khusus yang disebut dengan “Sunta”. 


Selama tinggal di Sunta, para pemuda digembleng dan dilatih berbagai keterampilan seperti terampil dalam menggunakan sumpit, tombak, mandau dan perisai sebagai tameng pertahanan baik untuk kepentingan sendiri, berburu maupun kepentingan untuk berperang. Selain itu juga dibina untuk terampil membuat dan menganyam tikar, anjat, mengukir, dan juga belajar kesaktian. Kegiatan tersebut adalah untuk kehidupan masa depan sang pemuda.

Mewakili Bupati Berau Muharram, Asisten I, Anwar, yang hadir dalam gelaran pesta adat tersebut menjelaskan betapa pentingnya acara-acara seperti ini digelar, sehingga bisa diketahui oleh generasi muda dan juga bisa diwariskan sehingga budaya asli Berau bisa terus eksis.

"Semoga dengan adanya Bakudung Batiung ini, semakin menambah kecintaan dan komitmen untuk menjaga, memelihara, melindungi budaya ini. Apalagi nilai-nilai seperti persatuan, saling membantu, gotong royong, dan juga saling menjaga, perlu ditiru oleh masyarakat," terangnya.

Bahkan, dikatakannya, pelestarian budaya adat ini juga sudah masuk dalam Nawacita yakni bagaimana nilai-nilai budaya ini bisa dilestarikan.


"Budaya lama memang perlu dilestarikan, dan budaya baru juga perlu dikembangkan," tambahnya.

Sedangkan Kepala Kampung Long Lanuk, Sulaiman, juga mengungkapkan gelaran acara adat ini merupakan agenda rutin setiap tahun di Kampung Kung Kemul.

"Tapi untuk tahun ini dikemas sedemikian rupa, dengan menyuguhkan cerita-cerita yang utuh, dengan mendatangkan dari berbagai kampung misalnya ceritanya dalam bentuk parsel terpisah yang kemudian disatukan atau dikumpulkan di Long Lanuk," ungkapnya.

Tak hanya itu, diakuinya, gelaran acara ini bisa terselenggara berkat dukungan dan motivasi semua pihak, baik lembaga adat keraton Sambaliung, kepala kampung, OPD, tokoh masyarakat, maupun masyarakat Kampung Long Lanuk dan masyarakat Kabupaten Berau.

"Terimakasih untuk semua dukungan yang diberikan. Dan terimakasih untuk Berau Coal yang sudah memberikan dukungan dana dan motivasi sehingga acara adat ini bisa dilaksanakan. Mudahan Bakudung Batiung ini bisa terus berlanjut sehingga terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya," terangnya.

Sedangkan perwakilan CSR Berau Coal, Rudini mengatakan bahwasannya acara adat Bakudung Batiung ini merupakan adat atau budaya dari Dayak Gaai/Kung Kemul yang perlu dilestarikan karena merupakan salah satu dari kearifan lokal masyarakat asli Berau.

"Jadi dukungan kepada acara adat ini dapat menambah atau memperkaya tujuan budaya wisata di Kabupaten Berau," jelasnya.

Hadir juga dalam acara adat tersebut Dandim Tanjung Redeb, Kapolres, Kadisbudpar, Kominfo, pimpinan OPD, sekretaris camat Sambaliung, sultan Sambaliung, lembaga adat keraton Sambaliung, dan Kakam Tumbit Dayak. (Tim/Advertorial)

» Terimakasih telah membaca: Bakudung Batiung, Cara Suku Dayak Ga'ai Syukuri Hasil Panen

Related Posts

Portal Berau Updated at: May 07, 2018

0 comments :

Post a Comment