TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Perempuan Tanjung Batu yang tergabung dalam kelompok Fiesta, mengembangkan abon ikan plus mangrove sebagai upaya meningkatkan sumber pendapatan ekonomi keluarga. Dalam uji coba mesin pengering minyak abon pekan lalu, Ketua Kelompok Riskawati, menjelaskan, ide abon ikan mangrove berawal dari besarnya potensi hutan mangrove di Kampung Tanjung Batu.
“Ternyata tidak berfungsi sebagai pelindung pantai dan sumber pakan alami ikan dan udang, hutan mangrove di Kampung Tanjung Batu, juga bisa dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber pangan yang bergizi,” kata Riskawati
Setelah belajar dengan instruktur dari Bali yang didatangkan Jaringan Nelayan Tanjung Batu, Riskawati bersama perempuan lainnya mencoba membuat abon ikan yang ditambahkan dengan buah mangrove. Ikan yang diolah menjadi abon adalah jenis ikan bulan-bulan segar yang ditangkap menggunakan alat ramah lingkungan. Sedangkan buah mangrove yang ditambahkan dalam komposisi abon adalah jenis buah perangat.
“Komposisinya sekitar 70 dan 30. 70 persen ikan dan 30 persen buah perangat,” ujarnya.
Riskawati menambahkan, abon ikan plus mangrove ini selain sumber pangan bergizi juga baik untuk kesehatan, karena buah perangat yang ditambahkan, memiliki kandungan antioksidan, yang dapat membantu memperlancar pencernaan.
“Beberapa penelitian dari universitas terkemuka di Indonesia dan luar negeri sudah membuktikan kandungan antioksidan mangrove. Sehingga abon ikan plus mangrove ini aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Saat ini, kelompok perempuan Fiesta sedang membenahi izin produksi seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Menurut Riskawati, Puskesmas Tanjung Batu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Berau juga mendukung kegiatan industri rumah tangga kelompok dengan mengambil sampel dan mendorong terbitnya PIRT.
“Semua berkas PIRT sudah di Dinas Kesehatan, mungkin tidak lama lagi terbit PIRT, dan produk ini kami harap bisa menjadi produk unggulan kampung dan dipasarkan di Pekan Daerah KTNA Berau,” ujarmya.
Untuk pengembangan produk ini, Kelompok Fiesta juga bemitra dengan program The Nature Conservancy (TNC) dan SIGAP Sejahtera, dalam hal memporduksi abon rendah kolesterol dan lemak dengan mesin pengering minyak, serta pengembangan kemasan yang bernilai estetik dan higenis, agar produk ini bisa menjamin kesehatan pangan dan dipasarkan dalam skala yang lebih luas.
“Ke depan kami berharap bisa dipasarkan di Swalayan Tanjung Redeb, mimpi kami bisa sampai ke Samarinda dan Ibukota,” ujar Riskawati. (hms5)
0 comments :
Post a Comment