PULAU DERAWAN, PORTALBERAU- PT Berau Coal kembali melaksanakan kegiatan simulasi atau
Exercise International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code VII, pada
Jumat (23/2/2018), lalu.
Kegiatan
tersebut merupakan gagasan dari PT Berau Coal sebagai bentuk kode pengamanan untuk
fasilitas pelabuhan baik dari pembajakan dan kejahatan lain yang bisa saja
terjadi di pelabuhan. ISPS Code sudah mulai dilaksanakan pada 2005 atau sejak
13 tahun lalu.
Disampaikan
Port Facility Security Officer (PFSO), Capt Hasanul Haq Batubara, Exercise ISPS Code dilaksanakan secara
periodik setiap 18 bulan sekali dan 3 bulan sekali untuk internal perusahaan
yang memiliki fasilitas pelabuhan.
“Ini
adalah bagian dari upaya kita memberikan jalur atau melatih semua personil dengan
fasilitas yang ada. Dan juga membangun jaringan komunikasi jika suatu waktu terjadi
gangguan keamanan pada fasilitas pelabuhan kita,” ujarnya saat diwawancarai
portalberau.com usai pelaksanaan kegiatan.
Dibandingkan
pada 2016 lalu, pelaksanaan Exercise ISPS Code VII kali ini cukup berbeda. Pasalnya,
kali ini kegiatan melibatkan para TNI AL Lantamal 13 Tarakan, di mana
sebelumnya yang terlibat adalah Kepolisian Resor (Polres) Berau.
“Perbedaan
lainnya dari tahun sebelumnya, kita melaksanakannya langsung di Muara Pantai
yang berdekatan dengan pelabuhan milik Pemerintah Indonesia yang dikelola PT
Berau Coal. Kalau tahun sebelumnya di Sungai Segah,” jelasnya.
Simulasi
yang dilaksanakan tersebut diawali dengan adanya sebuah unit LCT milik PT Berau
Coal yang membawa logistik seperti bahan bakar, air tawar maupun satu unit
dozer. Namun di tengah perjalanan menuju Muara Pantai, LCT tersebut dibajak
sekelompok orang. Bahkoda kapal pun dengan sigap melaporkan yang terjadi
langsung kepada PFSO PT Berau Coal yang merupakan penanggungjawab keamanan pada
segala fasilitas pelabuhan PT Berau Coal.
Usai
menerima laporan dari nakhoda kapal LCT, PFSO kembali meneruskan laporan kepada
Port Security Officer yang merupakan
kantor Pelabuhan Tanjung Redeb.
PSO
kemudian berkoordinasi kepada Port
Security Committe (PSC) dan langsung meminta bantuan pada Lantamal 13
Tarakan.
“Skenarion
kami kali ini, pasukan sudah berada di pos angkatan laut Pulau Derawan. Sehingga
pergerakan dari pol AL Derawan ke tempat kejadian perkara (TKP) hanya sekitar
35 menit,” tandasnya. (Tim/Advertorial)
0 comments :
Post a Comment