Sumber foto internet |
TANJUNG
REDEB, PORTALBERAU- Selain masalah permodalan, kendala pemasaran dan
pengemasan barang menjadi penghambat berkembangnya suatu Usaha Kecil
Menengah (UKM). Tetapi, hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan
mengadopsi apa yang dilakukan oleh negara atau daerah lain, yang
berhasil mengembangkan UKMnya.
Seperti
yang terlihat di Bangkok, Thailand. Usaha rumahan di negara tersebut
berkembang dengan baik. Hal ini dijelaskan Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Berau, Wiyati, ketika ditemui di ruang kerjanya
beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, di Indonesia khususnya di Kabupaten
Berau, jumlah UKM yang ada sangat banyak, dan olahan yang dihasilkan
dari UKM tersebut memiliki daya jual yang tinggi, bahkan bisa menembus
pasar internasional, misalnya hasil kerajinan khas Berau dengan ikon
penyunya yang sering dijadikan oleh-oleh khas para wisatawan lokal
maupun asing.
"Tapi
sayangnya kebanyakan UKM yang ada hanya melulu orang yang itu-itu saja
untuk melakukan proses pembuatan hingga pemasarannya. Nah, kalau kita
bisa mengadopsi apa yang dilakukan di Bangkok, yakni mengembangkan
sistem ekonomi kerajaan, dimana maksudnya adalah raja yang memberikan
modal untuk selanjutnya dikembangkan oleh si pemilik usaha, tapi yang
diberdayakan semua anggota keluarga yang ada," jelasnya.
Lebih
lanjut dikatakannya, jika di Bangkok, modal yang diberikan kepada satu
keluarga, digunakan oleh keluarga itu sendiri untuk mengembangkan
usahanya. Bahkan, usaha yang dikembangkan adalah yang sesuai dengan apa
yang keluarga itu bisa dilakukan, tetapi dalam pengolahannya, semua
anggota keluarga harus diberdayakan.
"Misalnya,
keluarga itu bisa membuat keripik singkong atau keripik pisang, maka
pembagian pembuatan keripiknya bisa dibagi merata, dimana si anak dan
yang berusia lansia bisa membantu memotong atau mengupas singkong nya.
Sedangkan si ibu melakukan proses penggorengan, sehingga semua anggota
keluarga bisa ikut mengembangkan usaha tersebut secara
langsung,"terangnya.
Namun,
yang berbeda antara di Indonesia dan di Bangkok adalah, proses
packaging atau pengemasannya dan pemasarannya dilakukan oleh orang lain
atau UKM lain yang memang bergerak dalam bidang tersebut.
"Jadi
yang mengolah hanya menyetorkan hasil olahannya untuk selanjutnya
dikemas dan dipasarkan bagiannya masing-masing. Dan hasil olahan dicatat
untuk kemudian dikembalikan kembali berupa modal plus labanya, untuk
diolah kembali, sehingga modal yang ada bisa berkembang dan terus
berputar," tutupnya. (Tim)
0 comments :
Post a Comment