KELAY, PORTALBERAU- Belum seluruh kampung di Kabupaten Berau memiliki sekolah menengah
pertama (SMP). Luasnya wilayah geografis Bumi Batiwakkal, ditambah masih
minimnya jumlah lulusan dari sekolah dasar di satu kampung menjadi
kendala. Sementara untuk bersekolah ke SMP yang ada di kampung lain,
membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan harus menginap. Dengan
keterbatasan ini, mengakibatkan anak putus sekolah.
Memastikan tidak ada anak putus sekolah di kampung, Wakil Bupati Berau, menggagas pendirian sekolah alam. Sekolah tanpa gedung sekolah, pola ini yang diusung dalam program Sekolah Alam.
Anak-anak di kampungnya belum
tersedia gedung SMP akan tetap bisa bersekolah melalui sekolah alam.
Mewujudkan program ini Wabup Agus Tantomo, menggandang Sekolah Alam
Indonesia, yang telah mengembangkan sekolah alam di Indonesia. Program
ini bahkan akan dimulai pada tahun ajaran 2018 ini dan tidak menggunakan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pada tahap awal ini, Sekolah Alam akan diwujudkan di dua kampung dari 17 kampung yang belum memiliki SMP, yaitu di Kampung Long Lancim di pedalaman Kecamatan Kelay dan Kampung Balikukup di Kecamatan Batu Putih. Wabup Agus Tantomo bahkan mengundang langsung, Lendo Novo, penggagas Sekolah Alam Indonesia untuk melihat kondisi dua kampung tersebut.
Wabup
bahkan turun langsung bersama tim ke Kampung Long Lancim untuk bertemu
masyarakat dan bersama sama mewujudkan sekolah alam. Program ini pun
menjawab penantian panjang masyarakat Long Lancim yang berharap anaknya
bisa bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Wabup Agus Tantomo disela kunjungannya ke Long Lancim bersama tim Sekolah Alam Indonesia, mengungkapkan keprihatinannya karena setiap tahun ada 5 hingga 6 anak yag lulus SD.
Diantaranya ada yang putus
sekolah dan ada yang harus berpisah dengan keluarga karena melanjutkan
sekolah di kampung lain atau ke Kota Tanjung Redeb. Dengan sekolah alam,
maka anak anak Long Lancim tidak lagi harus berpisah dengan keluarga,
karena akan tetap bersekolah dan mendapatkan pendidikan formal seperti
sekolah lainnya. Pada Sekolah alam bahkan mendapat tambahan dalam
membangun karakter dan kemampuan menggali serta mengelola potensi
daerahnya.
“Sekolah alam ini adalah sekolah tanpa gedung sekolah, data
kita ada 17 kampung belum ada SMP. Agar tidak semakin tinggi angka putus
sekolah, kita akan mulai sekolah alam tahun ini,” ungkapnya.
Mempercepat program pendidikan ini terealisasi dan keterbatasan anggaran daerah, Wabup Agus Tantomo mengeluarkan dana pribadi untuk membiayai Sekolah Alam di Long Lancim dan Balikukup. Kedepan untuk 15 kampung lain yang juga belum memiliki SMP akan mengikuti program ini. Wabup bahkan tetap berupaya tanpa APBD. Agus Tantomo akan mencoba menggagas konsep filantropis, mengajak orang per orang yang peduli dengan sesama untuk menyumbang dan memberi kesempatan kepada mereka untuk berpahala.
“Ini
saya awali dengan dana pribadi karena memang tidak teranggarkan di APBD.
Saya akan berupaya untuk tidak melibatkan APBD,” jelasnya.
Sekolah Alam disampaikan Agus Tantomo bukan merupakan hal yang baru, di Indonesia sudah ada sekolah alam dan lulusannya telah banyak berhasil. Sekolah Alam Indonesia yang mensuport program ini sudah diakui kualitasnya secara nasional, tidak kalah bahkan cenderung lebih unggul dari sekolah umum.
“Salah satu kelebihan sekolah alam, anak anak tidak
hanya diajarkan seperti di sekolah umum, tapi mereka juga diajarkan
seperti bisnis, yang lebih khusus seperti potensi yang ada di
daerahnya,” tandasnya. (humas pemda berau)
0 comments :
Post a Comment