TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Setelah melakukan presentasi dari hasil peninjauan ke
Pulau Maratua sebelumnya, Senin (8/10/18) Dubes Seychelles Nico Barito, kembali
mengajak Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, serta para pemilik lahan untuk
membahas perkembangan terbaru Pulau wisata yang dipersiapkan sebagai destinasi
wisata berkelas dunia.
Awalnya Nico Barito, dubes
Seychelles untuk Indonesia sekaligus peserta rapat yang berlangsung di Le Gran
Mahakam Hotel jakarta, tak menyangka bahwa akan ada informasi yang membuat
Wabup Agus Tantomo, para pemilik lahan maupun Pimcab Bankaltimtara Haris
Harsono menjadi terkesima. Sebab, tipe
Nico Barito memang tak pernah meledak-ledak. Suara yang datar dan selalu
tersenyum.
“Saya ada berita bagus yang
ingin saya sampaikan kepada peserta rapat,” kata Nico mengawali pertemuan
sambil menikmati sarapan pagi tersebut.
Infonya adalah, ternyata Ed
Baker yang ditunjuk membuat perencanaan penataan Pulau Masratua, secara tak
sengaja bertemu pengusaha asal Uni Emirat Arab (UEA). Kepada Ed Baker ia
menyampaikan keinginannya untuk mengelola pulau wisata, tapi dengan konsep yang
baru. Dan, ditunjukkanlah hasil kunjungannya ke Maratua. Ternyata pengusaha UEA
tersebut sangat tertarik.
Pembicaraan panjang Ed Baker,
lalu disampaikan kepada Nico Barito. Bagaimana pengusaha UEA tersebut, berminat
untuk ikut berpartisipasi mengelola Pulau yang lokasinya berhadapan dengan
Malaysia Timur dan Filipina tersebut. bahkan ketertarikan itu, disertai dengan
keseriusan untuk menggelontorkan dana yang tidak sedikit.
Menurut Nico, pengusaha UEA
tersebut siap menanggulangi sekitar 80 persen anggaran yang diperlukan. Ada
gambaran nilai investasi yang siap diberikan, dimana menurut Nico kisarannya
500 Juta Dollar AS. Bila dirupiahkan sekitar 2 kali APBD kabupaten Berau. Untuk apa saja ? Kata Nico, semua
diperuntukkan dalam membangun kebutuhan pengembangan Pulau Maratua.
Ini sangat serius, kata
Nico. Keseriusan itupun digambarkan
bagaimana menarik wisatawan untuk datang ke Maratua. Caranya, bandara Maratua akan dikembangkan
atau bila ada lahan yang cukup, akan dibangun bandara baru yang siap menampung
kehadiran pesawat berbadan lebar. Pesawat yang dioperasikan Emirat, bisa saja
melakukan penerbangan langsung ke Maratua atau melalui bandara transit
Singapura. Ini salah satu contoh yang akan diwujudkan.
Ia pun memberikan gambaran,
bagaimana Seychelles yang penduduknya hanya sekitar 100 ribu, namun penerbangan
Internasional setiap harinya bisa mencapai 15 kali penerbangan. Dengan jenis
pesawat Air Bus 380. Tak heran bila Seychelles yang menggantungkan perolehan
devisanya melalui kehadiran wisatawan.
Terhadap investor yang nota
bene memiliki lahan di Maratua, merekalah
menjadi bagian yang akan diajak bekerja sama. Membangun infrastruktur
seperti yang telah direncanakan Ed Baker, dengan menggunakan biaya yang
ditawarkan tersebut.
“Demikian berita baik yang
sampaikan dalam pertemuan ini, tinggal kita menindaklanjutinya dengan
langkah-langkah pendukung lainnya,” ujar Nico Barito.
Dalam waktu dekat, baik Nico
maupun Wabub Berau menyampaikan rencana untuk bertemu dengan Gubernur Isran
Noor di Samarinda, untuk menyampaikan perkembangan program pembangunan Pulauy
Maratua. Selain itu, akan disampaikan
harapan, agar dibuatkan semacam Surat Keputusan pengelolaan Ecowisata pulau
Maratua, dimana beberapa menteri terkait diharapkan menjadi pelindung.
”Kita mohon jadwal dengan Pak
Gubernur untuk bertemu,” lanjut Nico.
Usai pertemuan, Wabup Agus
meminta kepada seluruh pemilik lahan untuk melakukan persiapan dengan tetap
mencermati hasil penelitian yang telah dilakukan konsultan perencana asal
Inggris tersebut. Ia juga optimistis, bila pengusaha UEA tersebut, telah
diyakinkah oleh Nico Barito hal tersebut akan terelalisasi. Sehingga Maratua 2025 benar-benar bisa
menjadi nyata. (Tim/humaspemdaberau)
0 comments :
Post a Comment