-->

Tingkatkan Kesigapan Tim Rescue di Lapangan, IFRC Kembali Digelar

Posted by marta on 25 February 2018

GUNUNG TABUR, PORTALBERAU- Setelah vakum 2 tahun, Internal Fire and Rescue Challenge (IFRC) kembali digelar pada peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (HK3N) 2018. Dengan tambahan 1 kategori perlombaan, perlombaan yang digelar di fire ground site Samburakat, diikuti oleh 16 tim yang terdiri dari 8 orang dalam satu timnya.

Perlombaan yang berlangsung selama 3 hari yakni sejak Kamis (22/02/2018) hingga Sabtu (24/02/2018), diikuti tim dari Berau Coal dan para sub kontraktor diantaranya PAMA, BUMA, Ricobana dan Marine. Pelaksanaan IFRC sendiri bertujuan selain meningkatkan kesigapan para petugas rescue, juga untuk mengedukasi para volunteer atau sukarelawan yang nantinya akan lebih sering berada di areal tambang.

Dikatakan Ketua Panitia Tommy Zepisa MC, kegiatan ini bukan sekadar perlombaan semata. Justru dengan adanya challenge ini, para pegawai tambang yang notabene memang sering berada di area yang berisiko bisa terjadi kecelakaan kerja, bisa sigap, cepat tanggap.

"Kalau misal ada kecelakaan kerja di area tambang, maka pekerja yang ada yang pernah mengikuti IFRC ini, akan memiliki bekal rescue atau penyelamatan korban, sehingga bisa cepat tertangani tanpa harus menunggu dari tim rescue Berau Coal datang. Korban bisa cepat dievakuasi, dan meminimalisir adanya korban juga. Dan untuk tahun ini memang sub kontraktor Berau Coal yang mengikuti IFRC, tujuannya adalah untuk melihat seberapa sigap mereka bergerak jika terjadi kecelakaan di area kerja," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Assessor PT Berau Coal ini.

Dibandingkan dengan IFRC terakhir yang digelar pada 2015 lalu, di 2018 ini sangat terlihat perbedaannya. Tak hanya dari jumlah peserta yang naik hingga dua kali lipat, dari kategori perlombaan juga bertambah menjadi 4 kategori dimana Firefighter Combat Challenge (FCC) adalah kategori baru dalam perlombaan. Selain FCC, juga ada kategori High Angle Rescue (HAR), Confined Space Rescue (CSR), dan Firefighter Competency Test (FCT).

Selain perlombaan, IFRC juga diisi dengan workshop. Pemateri workshop yang didatangkan dari Rescue Tech Indonesia. Workshop yang diberikan berupa teknik penyelamatan kecelakaan kendaraan dan teknik penyelamatan korban kecelakaan kendaraan, yang diberikan oleh Instruktur Bidang Penyelamatan Kecelakaan Kendaraan, Wiyono Minarno.


Bahkan, ketika workshop diberikan saat hujan mengguyur fire ground pun tak menyurutkan semangat para peserta. Dengan semangat mereka mengikuti setiap tahap proses evakuasi kendaraan dan korban kecelakaan yang disimulasikan dengan kendaraan operasional tambang yang sudah rusak.
Wiyono mengungkapkan jika ini merupakan kali ketiga ia diundang oleh Berau Coal sebagai pengisi workshop. Dikatakannya, kompetisi seperti IFRC ini sangat bagus karena dapat memacu para tim rescue untuk lebih sigap lagi, sekaligus memberikan edukasi kepada para pekerja yang nantinya akan menjadi sukarelawan tim rescue di lapangan.

"Saya senang sekali bisa mengisi workshop di IFRC lagi. Kompetisi ini sangat bagus. Ya meskipun memang di dunia rescue tidak bisa dilombakan 100 persen seperti lomba olahraga pada umumnya, tetapi ini bentuk meningkatkan kemampuan atau skill petugas rescue dan juga menjadi bagian dari training. Sedangkan untuk materi yang saya berikan adalah bagaimana cara yang benar menyelamatkan korban dan kendaraan dalam kecelakaan yang mayoritas problemanya sama yakni posisi korban yang terjepit, ruang terbatas dan sempit sehingga susah mengeluarkan korban," terangnya saat ditemui Portal Berau.com di sela-sela mengisi workshop.

Ditegaskannya juga, jika di area tambang sendiri untuk kecelakaan kerja itu relatif sedikit ketimbang di jalan raya seperti jalan tol. Dan kecelakaan bisa terjadi karena ada pelanggaran peraturan lalu lintas.

IFRC ditutup pada Sabtu sore dengan pengumuman para pemenang dalan 4 kategori perlombaan. Selain itu juga ada kategori seperti pelaksanaan IFRC di tahun-tahun sebelumnya, yakni juara umum dan best captain. Untuk juara umum diraih oleh tim BC BMO 1, dan best captain disabet oleh Ni Made Yuliani Purwanti dari tim Marine.


Sebagai peraih best captain, Ni Made mengaku tak menyangka sama sekali. Selain karena ketua tim lain mayoritas adalah pria yang secara fisik memang lebih unggul ketimbang dirinya, ia juga tak menargetkan untuk bisa menyabot juara dalam kategori perlombaan.

Sedangkan untuk juara umum, tim BC BMO 1 pun tak ada target sama sekali. Hal ini diungkapkan oleh ketua tim BC BMO 1, Lionie Butarbutar.

"Saya kaget waktu tim saya didapuk sebagai juara umum IFRC tahun ini. Apalagi melihat postur tubuh para anggota tim yang sudah pasti kalah jauh dari tim lain. Tetapi luar biasa semangat tim yang mereka berikan sehingga sebagai ketua pun saya harus bersikap tegas dan bisa mengambil keputusan yang menguntungkan tim saya. Mudahan untuk tahun selanjutnya IFRC ini bisa dilaksanakan lagi dan pesertanya juga berganti. Tak hanya itu, kategorinya juga ditambah lagi sehingga semakin banyak pengetahuan baru juga yang kami para peserta dapatkan. #terimakasihberaucoal#majubersamaberaucoal," tuturnya.

Selain menggondol juara umum, tim BC BMO 1 juga mendapatkan beberapa kategori juara yakni juara 1 kategori FCT, juara 1 kategori CSR dan juara II kategori HAR. (Tim/Advertorial)

» Terimakasih telah membaca: Tingkatkan Kesigapan Tim Rescue di Lapangan, IFRC Kembali Digelar

Related Posts

Portal Berau Updated at: February 25, 2018

0 comments :

Post a Comment